Sebuah batu berukuran besar longsor dan menutup akses jalan antarkecamatan di Belu, Nusa Tenggara Timur (NTT). Jalan yang tertutup batu besar itu juga menghubungkan Indonesia, khususnya Belu, ke sejumlah distrik di Timor Leste.
Batu besar yang longsor dan menutupi jalan terjadi di Desa Tohe Leten, Kecamatan Raihat, Belu, Sabtu (4/1/2025) siang. Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Belu bersama warga telah berupaya mengatasi masalah tersebut.
"Setelah kejadian, kami bersama masyarakat Desa Dualasi Raiulun dan Desa Tohe Leten sudah kasih pecah dengan alat seadanya agar bisa dilalui mobil dan motor," ujar Kepala Pelaksana (Kalaksa) BPBD Belu, Vincensius Laka.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Vinsen, sapaan akrab Vincensius, menuturkan batu itu menutupi sebagian besar ruas jalan provinsi, yaitu dari Kecamatan Fatubenao ke Lamaknen dan Kecamatan Lamaknen Selatan. Menurut Vinsen, bila tidak segera diatasi saat itu, aktivitas warga antarkecamatan lumpuh total saat hendak bepergian menggunakan kendaraan roda dua maupun roda enam.
"Dinas PUPR Kabupaten Belu akan menurunkan alat beratnya untuk mengevakuasi batu tersebut. Kemungkinan hari Senin (6/1/2025) baru bisa evakuasi karena saat ini masih libur dan operatornya (alat berat) tidak ada," tutur Vinsen.
Vinsen mengungkapkan batu tersebut merupakan bekas tambang pada tahun 1990-an untuk membuka akses jalan ke Kecamatan Raihat menuju Kecamatan Lamaknen dan sekitarnya, termasuk ke distrik di Timor Leste. "Mungkin itu batu terlalu berat makanya roboh karena berada di atas tebing," ungkap Vinsen.
(iws/hsa)