Penjabat (Pj) Wali Kota Bima, Mukhtar Landa, mengungkapkan penyebab utama banjir yang kerap melanda Kota Bima, Nusa Tenggara Barat (NTB). Menurutnya, alih fungsi lahan untuk menanam jagung menjadi salah satu penyebab signifikan.
"Salah satu penyebab banjir di Kota Bima karena gunung-gunung sudah gundul akibat alih fungsi lahan untuk tanam jagung," kata Mukhtar saat peluncuran Peraturan Wali Kota (Perwali) Bima Nomor 35 Tahun 2024 tentang Pemanfaatan Air Hujan, Selasa (31/12/2024).
Mukhtar menjelaskan, banjir yang melanda Kota Bima sebagian besar merupakan banjir kiriman dari wilayah lain yang hutannya telah gundul. Bahkan, saat Kota Bima tidak diguyur hujan, banjir tetap terjadi akibat aliran air dari daerah sekitar.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Jangankan hujan deras, tidak hujan pun Kota Bima sering kebanjiran," ujarnya.
Meski demikian, Mukhtar menegaskan bahwa pihaknya tidak ingin saling menyalahkan dan lebih memilih fokus pada solusi perbaikan. Ia juga menyoroti bahwa pemilik lahan jagung tidak hanya masyarakat umum, tetapi juga banyak berasal dari kalangan pegawai pemerintahan.
"Yang punya lahan untuk menanam jagung tidak saja masyarakat biasa. Namun kebanyakan juga para pegawai," tambahnya.
Sebagai langkah jangka panjang, Mukhtar mengimbau para pemilik lahan, termasuk pegawai, untuk mulai menanam kembali pohon produktif seperti kemiri. Pohon ini dinilai efektif dalam memperbaiki kawasan hutan yang gundul dan memiliki manfaat ekonomi.
"Kalau bisa, pohon-pohon kemiri ditanam lebih banyak. Selain memperbaiki hutan yang gundul, pohon ini cepat tumbuh meski tidak ada perawatan, dan buahnya juga nanti bisa dijual," jelas Mukhtar.
Selain upaya reboisasi, Pemkot Bima juga tengah merencanakan pembangunan infrastruktur untuk mengurangi risiko banjir. Salah satu langkah konkret yang sedang diupayakan adalah pembangunan bendungan di wilayah hilir Kota Bima.
"Saat ini kami sedang mengupayakan membangun dam sebagai salah satu solusi untuk mengatasi banjir Kota Bima," tutupnya.
(dpw/dpw)