Tragedi Banjir dan Longsor Bima: 3 Tewas, 5 Masih Hilang

Round Up

Tragedi Banjir dan Longsor Bima: 3 Tewas, 5 Masih Hilang

Tim detikBali - detikBali
Selasa, 04 Feb 2025 08:56 WIB
Proses pencarian korban banjir yang hilang, di bantaran sungai Desa Nanga Wera, Kecamatan Wera, Kabupaten Bima, NTB, Senin (3/2/2025). (Istimewa)
Foto: Proses pencarian korban banjir yang hilang, di bantaran sungai Desa Nanga Wera, Kecamatan Wera, Kabupaten Bima, NTB, Senin (3/2/2025). (Istimewa)
Bima -

Delapan orang menjadi korban bencana banjir dan tanah longsor di Kecamatan Wera, Kabupaten Bima, Nusa Tenggara Barat (NTB). Tiga orang di antaranya ditemukan tewas. Sampai hari ini, lima korban lainnya masih dicari. Para korban banjir terdiri dari dua keluarga.

"Tiga orang sudah ditemukan. Sisanya lima orang masih dalam pencarian," kata Koordinator Pos SAR Bima Muhammad Darwis kepada detikBali, Senin (3/2/2025).

Darwis menjelaskan dari delapan korban tersebut, enam orang merupakan warga Desa Nanga Wera dan satu orang warga Desa Wora. Mereka terseret arus banjir yang terjadi pada Minggu (2/2/2025) petang.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Sementara satu orang lainnya, warga Desa Nunggi, tertimbun tanah longsor," ujarnya.

Bocah Korban Banjir Ditemukan Tewas

Aisah (5) merupakan korban banjir yang kemarin ditemukan meninggal dunia. Dia disapu banjir besar bersama ibu, adik, dan kakeknya yang masih dalam pencarian.

ADVERTISEMENT

"Betul, korban bernama Aisah ditemukan sekitar pukul 15.10 Wita tadi (Senin)," kata Koordinator SAR Pos Bima, Muhammad Darwis, kepada detikBali, Senin sore.

Darwis menyebut korban ditemukan tak bernyawa di bantaran Sungai Nanga Wera oleh tim gabungan SAR Bima, TNI, Polri, dan warga. Setelah dievakuasi, jasad korban langsung diserahkan kepada pihak keluarga.

"Korban ditemukan tidak jauh dari rumahnya. Saat ini, korban sudah diserahkan ke pihak keluarganya," ujar Darwis.

Sekretaris Desa (Sekdes) Nanga Wera, Isunarion, mengungkapkan Aisah ditemukan di tengah tumpukan kayu besar yang terbawa arus banjir. Kondisi tersebut sempat menyulitkan proses evakuasi.

"Sempat ada kendala karena korban ditemukan di tengah pohon besar. Tapi korban berhasil dievakuasi," katanya.

Sementara itu lima korban lainnya masih dalam pencarian. Mereka adalah ibu kandung Aisah, Aryani (32), adik Aisah, Irgi (10 bulan), dan kakeknya.

"Termasuk Juliani (30) dan anaknya yang bernama Haikal (5)," imbuhnya.

Satu Korban Longsor Tewas

Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Bima, Isyrah, mengungkapkan tanah longsor terjadi di Desa Nunggi, Kecamatan Wera. Satu warga bernama Burhan (40) meninggal tertimbun tanah longsor di kebun jagung miliknya.

"Korban ditemukan tertimbun tanah longsor di kebun jagungnya di Dusun Ringi, Desa Nunggi pagi ini," kata Isyrah, Senin.

Burhan sebelumnya dilaporkan hilang oleh pihak keluarga pada Minggu malam. Setelah dicari, korban tertimbun tanah longsor. Keluarga dan warga langsung mengevakuasi korban.

"Saat ini, korban sudah berada di rumahnya untuk dimakamkan," ujarnya.

Jembatan Putus, Akses Lumpuh

Akses jalan provinsi lintas Kecamatan Wera-Kota Bima yang melewati Kecamatan Ambalawi, Kabupaten Bima, lumpuh total. Penyebabnya, satu jembatan di Dusun Tololai, Desa Mawu, terputus imbas banjir pada Minggu (3/2/2025) petang.

"Sejak semalam tidak bisa dilewati kendaraan," kata Isyrah.

Isyrah mengungkapkan jalan tak bisa dilewati oleh motor dan mobil. Padahal jalan tersebut merupakan satu-satunya akses dari wilayah Kecamatan Wera menuju Kota Bima dan sebaliknya.

Meski demikian, warga dari wilayah Kota Bima jika ingin ke Kecamatan Wera ataupun sebaliknya bisa melewati ruas jalan Kecamatan Sape. Hanya hanya jaraknya cukup jauh dengan kondisi jalan rusak di beberapa titik.

"Dari Kota Bima ke Wera ataupun sebaliknya bisa melalui jalur laut. Tapi harus hati-hati karena kondisinya angin kencang dan gelombang tinggi," imbuh Isyrah.

Selain di Kecamatan Wera, Isyrah menambahkan, banjir dan tanah longsor juga terjadi di Kecamatan Ambalawi. Beberapa titik di ruas jalan Kecamatan Ambalawi ada yang terputus hingga tertimbun tanah longsor.

"Satu jembatan di Desa Nipa, Kecamatan Ambalawi, yang menghubungkan wilayah Kota Bima melewati ujung Kalate juga terputus akibat banjir," pungkasnya.

Bupati Bima Minta Pencarian Diperluas

Bupati Bima Indah Dhamayanti Putri menetapkan fokus proses pencarian diperluas. Data terakhir menyebutkan lima korban banjir masih hilang.

"Pencarian para korban banjir menjadi fokus penanganan," ujar Umi Dinda, sapaan Indah, kepada detikBali, Senin.

Dinda juga sudah meminta Camat Wera dan Kepala Desa (Kades) Nanga Wera untuk mendata korban hilang secara detail, sehingga proses pencariannya bisa lebih difokuskan.

"Kami meminta seluruh elemen untuk bersama-sama mencari serta mendoakan agar korban banjir yang hilang segera ditemukan dalam kondisi selamat," harap wakil gubernur (wagub) NTB terpilih itu.

Sementara itu, Kades Nanga Wera, Umar, mengungkapkan proses pencarian melibatkan tim gabungan, seperti SAR, TNI, Polri, Tagana, BPBD, dan warga. Lokasi pencarian meliputi sepanjang bantaran sungai, pesisir Pantai Nanga Wera, hingga di wilayah laut.

"Warga bersama dengan Tagana diberi tugas menyisir di sepanjang bantaran sungai hingga pesisir pantai. Sedangkan tim SAR bersama BPBD dan TNI/Polri mencari di sekitar pesisir pantai hingga ke dalam lautan," terang Umar.

Umar mengatakan upaya pencarian banyak mengalami kendala di lapangan. Seperti hujan yang disertai angin kencang dan gelombang tinggi. Sementara, di bantaran sungai, kendalanya yakni dipenuhi material sisa banjir.

"Walau begitu, kita berharap seluruh warga yang hilang ini bisa ditemukan dalam kondisi selamat," harapnya.

Buka Dapur Umum dan Posko Kesehatan

Selain fokus pada pencarian korban oleh tim gabungan, Umi Dinda juga memerintahkan Dinas Sosial (Dinsos) segera mendirikan dapur umum di Kecamatan Wera mulai Senin. Hal ini untuk memastikan kebutuhan korban banjir dan mengantisipasi terjadinya banjir susulan.

"Kami minta Dinsos juga memberikan bantuan penanganan bencana, agar warga bisa kembali melaksanakan aktivitas seperti sedia kala," ujarnya.

Di samping itu, Dinda juga telah meminta jajaran Dinas Kesehatan (Dinkes) dan Puskesmas Wera untuk mendirikan pos posko pelayanan kesehatan. Termasuk juga konseling psikologi kepada warga yang terdampak banjir.

"Penanganan dan pemulihan secepatnya dilakukan," tutur politikus Golkar itu.

Selain itu, yang menjadi prioritasnya adalah proses penanganan akses jalan yang terputus. Pengerahan alat berat dan penimbunan ruas jalan yang terputus bisa segera dilakukan agar bisa difungsikan kembali.

"Terkait jalan dan jembatan yang terputus, saya sudah minta Kadis PUPR untuk berkoordinasi dengan Balai Jalan dan Jembatan Provinsi NTB agar secepatnya menangani infrastruktur jalan dan jembatan yang tergerus akibat banjir," tandas Bupati Bima dua periode itu.

Pemprov NTB Siapkan Anggaran Banjir

Pemerintah Provinsi (Pemprov) NTB bakal menyiapkan anggaran bantuan banjir di Kabupaten Bima. Anggaran dialokasikan dari dana belanja tak terduga (BTT) Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD) 2025.

"Apa bisa ditangani oleh dana BTT? Insyaallah sesuai dengan kebutuhan dan sebagainya, kami bisa berikan," kata Sekretaris Daerah (Sekda) NTB, Lalu Gita Ariadi, di kantor Gubernur NTB, Senin. Namun, Gita belum menyebutkan nominal anggaran yang disiapkan.

Menurut Gita, BPBD NTB masih mencermati dan terus melaporkan perkembangan banjir di Kabupaten Bima.

Mantan Pj Gubernur NTB itu mengatakan banjir di Kabupaten Bima disebabkan cuaca ekstrem. "Sebelumnya, kami sudah dapat warning cuaca ekstrem," ujarnya.

Gita menyarankan masyarakat di Kabupaten Bima agar lebih peduli terhadap lingkungan. Dia juga meminta agar masyarakat ikut ambil bagian dalam menjaga alam.

Gita bahkan menyarankan masyarakat Kabupaten Bima untuk mengganti tanaman budi daya dari jagung menjadi kemiri. Selain ada nilai ekonomi, jelas Gita, kebutuhan kemiri di internasional meningkat.

Tak hanya itu, Gita mengungkapkan penanaman kemiri di bukit-bukit dipercaya mampu menyerap air dan menahan laju air saat musim hujan. Gita bakal menugaskan Dinas Lingkungan Hidup dan Kehutanan (DLHK) untuk menyakinkan masyarakat supaya menanam kemiri.

"Saya rasa banyak masyarakat peduli lingkungan di Bima sehingga mau beralih menanam kemiri daripada jagung," ungkap Gita.

Daftar korban hilang dan ditemukan:

1. Nama: Ibrahim.
Umur: 75 tahun.
Alamat: Dusun Karuwu, Desa Nanga Wera, Kecamatan Wera, Kabupaten Bima.
Status: Belum Ditemukan.


2. Nama: Yani.
Umur: 28 Tahun.
Alamat: Dusun Karuwu Desa Nanga Wera, Kecamatan Wera, Kabupaten Bima.
Status: Belum Ditemukan.

3. Nama: Juliani.
Umur: 32 Tahun.
Alamat: Dusun Karuwu Desa Nanga Wera, Kecamatan Wera, Kabupaten Bima.
Status: Belum Ditemukan.

4. Nama: Irgi.
Umur: 4 Tahun.
Alamat: Dusun Karuwu, Desa Nanga Wera, Kecamatan Wera, Kabupaten Bima.
Status: Belum Ditemukan.

5. Nama: One.
Umur: 10 Bulan.
Alamat: Dusun Karuwu, Desa Nanga Wera, Kecamatan Wera, Kabupaten Bima.
Status: Belum ditemukan.

6. Nama: Aisah.
Umur: 5 Tahun.
Alamat: Dusun Karuwu Desa Nanga Wera, Kecamatan Wera, Kabupaten Bima.
Status: Sudah Ditemukan.

7. Nama: Harmawati.
Umur: 40 Tahun.
Alamat: Dusun Rade Dadi, Desa Wora, Kecamatan Wera, Kabupaten Bima.
Status: Sudah Ditemukan.

8. Nama: Burhan.
Umur: 50 Tahun.
Alamat: Dusun Kiki, Desa Nunggi, Kecamatan Wera, Kabupaten Bima.
Status: Ditemukan tertimbun longsor di kebun jagung So Mila Desa Nunggi.




(hsa/gsp)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 

Hide Ads