Sebanyak 600 hektare (Ha) lahan pertanian di Desa Fahiluka, Kecamatan Malaka Tengah, Malaka, Nusa Tenggara Timur (NTT), terancam gagal panen. Hal itu disebabkan karena banjir akibat Sungai Benenain yang meluap masuk ke pemukiman dan lahan warga pada Minggu (29/12/2024) sekitar pukul 01.00 Wita.
"Sesuai data saya, untuk lahan pertanian ada 600 hektare yang terdampak. Itu tersebar di lima dusun," ungkap Kepala Desa (Kades) Fahiluka, Adrianus Leki Seran.
Adi, sapaan akrab Adrianus, menuturkan ratusan hektare lahan kering itu ditanami jagung yang baru berumur sekitar tiga minggu hingga satu bulan. Jagung tersebut merupakan bibit bantuan dari Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Malaka.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Kami semua stres. Bibitnya baru kami bagikan kepada warga sekitar tiga pekan lalu dan baru tumbuh sudah tertutup air dan lumpur," tutur Adi.
Menurut Adi, desanya tidak terlalu terdampak parah, hanya tergenang air saja. Tetapi lahan pertanian yang ditanami jagung rata dengan tanah. Sejumlah SD, SMP, SMA juga tergenang air. "Kalau untuk gereja tidak ada yang terdampak," beber Adi.
Adi mengungkapkan dia bersama warganya tak bisa tidur saat banjir terjadi. Semua warga diperintahkan untuk tetap waspada dan siaga. Sebab, laporan dari warga, di desa lain sudah terdampak luapan banjir. "Semua panik," ungkap Adi.
"Hampir setiap tahun itu, kami sudah jadi (langganan banjir) ya. Maka itu kami selalu waspada di saat terjadinya hujan," terang Adi.
Dia menambahkan sekitar beberapa kilometer (km) tanggul penahan Sungai Benenain selama ini belum dikerjakan. Mulai dari batas Desa Naimana, Fahiluka, Lawalu, dan Motaain. Sehingga, banjir akan meluap masuk ke desa tersebut baru menyebar ke desa lain.
"Kalau banjir yang masuk itu volumenya besar sekali. Kami berharap bisa menanam tanaman pohon yang bisa menahan derasnya air dan memperbanyak saluran irigasi," imbuh Adi.
Sementara Bupati Malaka, Simon Nahak, mengatakan Dinas Pertanian dan Dinas Peternakan Malaka sedang mendata luas kerusakan lahan pertanian, termasuk jumlah ternak yang hanyut terbawa arus.
Selain itu, Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Malaka juga sedang mengidentifikasi setiap dusun, desa, dan kecamatan yang berdampak bencana untuk segera membuat laporan.
"Sesuai laporan, kabid dari bencana dan staf sudah ada di lapangan. Kadis Kesehatan Malaka juga sedang mendata penyakit yang muncul akibat banjir tersebut. Setelah semua data sudah beres akan kami sampaikan," jelas Simon.
(hsa/hsa)