Sebanyak tujuh desa di Kabupaten Malaka, Nusa Tenggara Timur (NTT), terendam banjir akibat luapan Sungai Benenain. Banjir terjadi pada Minggu (29/12/2024) pukul 01.00 Wita saat warga sedang tidur nyenyak.
"Ada sekitar tujuh desa yang terdampak luapan Sungai Benenain. Banjir masuk sampai dalam rumah," ungkap salah satu warga di Desa Fahiluka, Kecamatan Malaka Tengah, Jhefri Araujo, Minggu pagi.
Pria berusia 28 tahun itu menyebut tujuh desa yang terdampak itu antara lain Desa Fahiluka, Lawalu, Motaain, Naimana, Forek Modok, Oan Mane dan
Sikun. Tujuh desa itu tersebar di Kecamatan Malaka Tengah dan Kecamatan Malaka Barat.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Kami masih sementara bersih-bersih material berupa batu, pasir, dan lumpur di dalam rumah," tutur Jhefri.
Jhefri mengungkapkan sejumlah desa tersebut setiap tahunnya tidak alpa dari banjir. Sebab, tanggul di Sungai Benenain rusak beberapa tahun lalu hingga saat ini tak kunjung diperbaiki oleh pemerintah. Akibatnya, dia berujar, pemukiman warga yang dekat Sungai Benenain selalu kebanjiran.
"Itu akibatnya karena tidak ada perbaikan tanggul, makanya ketika banjir besar, langsung meluap ke pemukiman warga. Memang kondisi ini setiap tahun selalu kami alami. Ini bukan hal baru," tegas aktivis LMND-DN Eksekutif Kota Kupang itu.
Dia menerangkan rumahnya yang terletak di Desa Fahiluka, Kecamatan Malaka Tengah, hanya berjarak sekitar dua kilometer dengan Sungai Benenain. Sehingga saat terjadinya banjir, desanya yang paling parah terendam banjir.
Menurut Jhefri, kondisi banjir sudah surut. Namun, perumahan warga beserta fasilitas umum seperti gereja, puskesmas, dan sebagainya masih tergenang air.
"Sudah surut tapi meninggalkan lumpur sehingga tanaman tertimbun material lumpur. Begitu juga ternak sapi dan kambing tidak bisa mendapatkan makanan," pungkas Jhefri.
Sementara Bupati Malaka, Simon Nahak, belum memberikan pernyataan terkait kejadian dan dampak banjir tersebut. "Saya masih boarding di atas pesawat," kata Simon melalui panggilan WhatsApp.
Begitu juga Kepala Pelaksana (Kalak) Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Malaka, Stefanus Nahak Klau, yang belum bisa dihubungi detikBali.
(nor/nor)