Musim hujan di wilayah Indonesia terjadi pada periode Oktober-November 2024. Momok menakutkan ketika musim hujan datang adalah banjir.
Dilansir dari situs BPBD Nusa Tenggara Barat (NTB), banjir adalah keadaan di mana suatu daerah atau daratan terendam air karena jumlah air yang meningkat. Salah satu faktor penyumbang terbesar dalam bencana banjir adalah hujan lebat.
Hujan lebat adalah hujan yang berlangsung dengan intensitas tinggi. Hujan lebat biasanya terjadi dalam waktu singkat atau secara terus-menerus. Intensitas hujan yang terus-menerus menyebabkan tumpukan air di tanah, yang tidak mampu diserap dengan baik.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Jika hujan terus-menerus berlangsung, maka tumpukan air akan semakin besar dan menyebabkan banjir. Namun, tidak semua jenis hujan dapat dikategorikan sebagai hujan lebat. Hanya beberapa jenis hujan yang menyebabkan banjir dan genangan air.
Berikut ini adalah empat jenis hujan yang masuk dalam kategori lebat dan berpotensi menyebabkan banjir:
Jenis-Jenis Hujan
1. Hujan Stasioner
Hujan stasioner adalah hujan yang terjadi di satu tempat dalam waktu lama, tidak berpindah, dan memiliki intensitas sedang. Terbentuknya hujan ini sangat dipengaruhi oleh front stasioner. Front ini terbentuk akibat dua massa udara (massa panas dan massa dingin) yang bergerak secara bersamaan tetapi tidak cukup kuat untuk menggerakkan satu sama lain.
Hujan ini, jika berlangsung lama, akan menyebabkan tanah dan sistem drainase tidak mampu menampung volume air, sehingga mengakibatkan banjir.
2. Hujan Muson
Hujan muson adalah hujan musiman yang terjadi akibat perubahan angin muson barat, yang menyebabkan curah hujan tinggi. Angin muson barat berembus dari Laut Cina Selatan dan Samudera Hindia. Dalam perjalanannya, angin tersebut membawa banyak uap air yang kemudian membentuk awan. Awan yang mengandung banyak air tersebut akan menghasilkan hujan.
Tidak semua wilayah Indonesia memiliki pola hujan muson. Hanya daerah-daerah yang dilewati angin ini saja yang memiliki pola hujan muson, seperti Pulau Jawa, sebagian Sumatra yang menghadap ke Selat Malaka, sebagian Kalimantan bagian selatan, Bali, NTB, dan NTT, serta sebagian kecil Sulawesi, Maluku, dan Papua.
3. Hujan Siklon
Hujan siklon adalah hujan yang disebabkan oleh badai siklon. Badai ini terjadi akibat ketidakstabilan suhu di permukaan bumi. Ketidakstabilan suhu ini menyebabkan angin berputar di atas permukaan bumi, yang memicu hujan besar di wilayah yang dilalui badai siklon.
Meskipun berlangsung dalam waktu singkat, di Indonesia, siklon tropis sering memicu cuaca ekstrem berupa hujan lebat, petir, hingga menyebabkan banjir. Salah satu badai siklon yang pernah terjadi di Indonesia adalah Siklon Tropis Anggrek pada pertengahan Januari 2024.
4. Hujan Konvektif
Hujan konvektif adalah hujan yang terjadi akibat pemanasan permukaan bumi. Pemanasan ini menyebabkan udara naik dan membentuk awan cumulonimbus. Awan ini sering kali menimbulkan cuaca ekstrem seperti hujan lebat, petir, dan angin kencang.
Curah hujan konvektif akibat awan cumulonimbus memiliki intensitas yang sangat deras, tapi dapat berubah dengan cepat. Potensi genangan air menjadi besar jika hujan ini melanda wilayah padat penduduk atau dataran rendah. Meskipun begitu, hujan konvektif tidak melanda wilayah yang luas, umumnya hanya terjadi di daerah kecil.
Artikel ini ditulis oleh Firga Raditya Pamungkas peserta Magang Bersertifikat Kampus Merdeka di detikcom
(nor/nor)