Pemerintah Provinsi (Pemprov) Nusa Tenggara Barat (NTB) meminta para guru meningkatkan kinerja. Hal ini sebagai respons atas kenaikan gaji guru aparatur sipil negara (ASN) dan guru non-ASN yang sudah melakukan sertifikasi. Guru ASN akan menerima kenaikan satu kali gaji pokok pada 2025, sedangkan guru non-ASN naik gaji sebesar Rp 2 juta.
"Menurut saya harus diimbangi dengan kinerja teman-teman. Ada proses yang harus dilalui agar bermakna dari pemberian (kenaikan gaji) itu, sehingga uang negara yang keluar juga ada hasilnya," ujar Kepala Dinas Pendidikan dan Kebudayaan (Dikbud) Provinsi NTB, Aidy Furqan saat dikonfirmasi detikBali di Mataram, Kamis (28/11/2024).
Aidy berharap kenaikan gaji bisa memberi semangat lebih para guru untuk semakin meningkatkan kualitas pembelajaran. "Kualitas pembelajaran (harus lebih baik), apalagi arahan Pak Menteri kan sudah jelas. Kebiasaan-kebiasaan dan metode pendekatan sudah dicanangkan, tinggal kami kuatkan saja dari bawah," beber Aidy.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Dia juga meminta para guru ini bisa meningkatkan motivasi belajar anak-anak. Pasalnya beberapa tahun terakhir, anak-anak mulai kehilangan motivasi belajar, dikarenakan tidak adanya ujian.
"Meng-upgrade motivasi belajar anak-anak, mereka itu sudah lama nggak ujian. Karena tidak ujian, motivasinya berbeda dengan ada ujian. Besok kalau ada ujian, saya yakin banyak perubahan-perubahan dari mental anak-anak untuk belajar lebih serius. Guru juga mengajarnya (jadi lebih) sistematis," terang Aidy.
Dari data Dikbud NTB, ada sekitar 21 ribu guru ASN maupun non-ASN (swasta) yang tersebar di kabupaten/kota di NTB. Sementara, ada 7.000-an lebih pegawai Dikbud NTB termasuk guru dan pengawas TU yang berada di bawah naungan Dikbud NTB.
"Tunggu informasi (kelanjutan soal kenaikan gaji), pasti akan ada rapat kerjanya (nanti)," tandasnya.
(hsa/iws)