Pengungsi Erupsi Lewotobi Bingung Bayar Cicilan Bank Rp 15 Juta per Bulan

Pengungsi Erupsi Lewotobi Bingung Bayar Cicilan Bank Rp 15 Juta per Bulan

Yurgo Purab - detikBali
Kamis, 21 Nov 2024 10:02 WIB
Situasi warga di Pengungsian Posko Bokang, Kecamatan Titehena, Flores Timur-NTT, Rabu (20/11/2024). (Yurgo Purab/detikBali)
Foto: Situasi warga di Pengungsian Posko Bokang, Kecamatan Titehena, Flores Timur-NTT, Rabu (20/11/2024). (Yurgo Purab/detikBali)
Flores Timur -

Letusan Gunung Lewotobi Laki-laki di Flores Timur, Nusa Tenggara Timur (NTT), membuat ribuan orang kehilangan mata pencaharian. Ribuan warga di kaki gunung yang kini harus mengungsi itu hanya bisa pasrah.

Salah satunya adalah Mardiana Nona Wangge (28), warga Desa Hokeng Jaya. Sebelum erupsi, Mardiana sehari-hari berjualan sembako atau kebutuhan pokok. Dia pun hidup berkecukupan. Namun, saat ini Mardiana dan keluarganya kehilangan penghasilan setelah tinggal di tenda pengungsian.

Terlebih, Desa Hokeng Jaya yang letaknya 4,4 kilometer dari puncak Lewotobi Laki-laki termasuk ke dalam daftar desa yang warganya akan direlokasi. Maka, kemungkinan besar Mardiana akan sulit menjalani kehidupan seperti sediakala.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Beban itu makin bertambah karena Mardiana menanggung utang di bank. Selama ini, dia mengangsur tiap bulan untuk membayar pinjaman tersebut.

Angsuran tersebut cukup besar, mencapai Rp 15 juta per bulan. Namun, masih tertutupi dari hasil berdagang sembako. Kini, Mardiana kelimpungan membayar utang tersebut.

ADVERTISEMENT

"Pinjaman itu awalnya untuk usaha berdagang sembako," ungkap Mardiana saat diwawancarai di posko pengungsian Desa Bokang, Kecamatan Titehena, Flores Timur, Rabu (20/11/2024).

"Selama ini usaha saya berdagang sembako. Karena bencana ini kita tidak bisa ke mana-mana dan terganggu karena angsuran ini," imbuhnya.

Mardiana juga kehilangan harta benda saat Gunung Lewotobi Laki-laki meletus. Salah satunya mobil yang juga digunakan untuk usaha sembakonya. Mobilnya hangus terbakar imbas erupsi Lewotobi.

"Mobil kami hangus terbakar," ungkap Mardiana.

Saat ini, Mardiana berharap ada bantuan. Paling tidak untuk meringankan bebannya membayar angsuran di bank. Sebab, dia berujar, pihak bank terus menagih dan tidak peduli kondisinya.

"Dengan keadaan seperti ini kami berharap bisa dibantu untuk meringankan angsuran kami. Kami tiap hari hanya duduk saja tidak ada kerja, tetapi ada dari pihak bank juga menagih, menelepon untuk bayar," beber Mardiana.

Gunung Lewotobi Laki-laki kembali meletus, Rabu. Petugas Pos Pengamatan Gunung Api (PGA) Lewotobi Laki-Laki, Anselmus Bobyson Lamanepa mengatakan ada dua kali letusan setiap hari, dalam rentang pukul 06.00-12.00 Wita.

"Teramati dua kali letusan dengan tinggi 1.500-2.000 meter dan warna asap putih dan kelabu," kata Anselmus, Rabu.




(hsa/gsp)

Hide Ads