Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) menahan pemberian bantuan untuk pengungsi erupsi Gunung Lewotobi Laki-laki, Flores Timur, Nusa Tenggara Timur (NTT). Alasannya karena penanganan dampak bencana erupsi membutuhkan waktu yang panjang.
"Sekarang masih banyak bantuan dari masyarakat, swasta, perusahaan, dan banyak lagi. Kami sepakat, BNPB dan Kemensos (Kementerian Sosial) akan memberikan bantuan setelah sebulan ke depan," ungkap Kepala BNPB Suharyanto dalam konferensi pers di Youtube BNPB Indonesia, Rabu (20/11/2024).
Suharyanto mencontohkan bencana yang terjadi di tempat lain. Di mana pengungsi tidak lagi mendapat bantuan dari non-pemerintah setelah satu bulan. Sehingga pemberian bantuan dari pemerintah ditunda untuk memastikan kebutuhan pengungsi tetap terpenuhi hingga beberapa bulan pascaerupsi.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Istilah kami, kami main panjang," tegas Suharyanto.
Sebelumnya, Pemkab Flores Timur mencatat sebanyak 12.366 pengungsi erupsi Gunung Lewotobi Laki-Laki di Flores Timur per 16 November 2024. Para pengungsi itu menetap di posko-posko yang disediakan pemerintah dan rumah penduduk. Sebagian dari warga Flores Timur mengungsi ke Kabupaten Sikka, NTT.
Beberapa di antaranya adalah bayi dan balita (660 orang), lansia (1.444), ibu hamil (55), ibu menyusui (105), dan disabilitas (46). Sebanyak sembilan orang tewas akibat erupsi Gunung Lewotobi Laki-laki. Dua di antaranya meninggal di pengungsian. Sedangkan lima orang masih dirawat dan 32 mengalami luka ringan.
(nor/gsp)