Warga di 18 Desa Sekitar Gunung Lewotobi Laki-laki Akan Direlokasi

Flores Timur

Warga di 18 Desa Sekitar Gunung Lewotobi Laki-laki Akan Direlokasi

Yufengki Bria - detikBali
Kamis, 07 Nov 2024 13:06 WIB
Warga berlari menjauhi erupsi dari kawah Gunung Lewotobi Laki-laki di Desa Pululera, Wulanggitang, Kabupaten Flores Timur, Nusa Tenggara Timur, Kamis (7/11/2024). Berdasarkan data dari Pusat Vulkanologi & Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG) Badan Geologi Kementerian ESDM, erupsi Gunung Lewotobi Laki-laki pada 7 November 2024 pukul 10:48 WITA mencapai tinggi kolom abu sekitar 5.000 meter di atas puncak atau 6.584 m di atas permukaan laut. ANTARA FOTO/Aditya Pradana Putra/tom.
Gunung Lewotobi meletus. Foto: ANTARA FOTO/ADITYA PRADANA PUTRA
Flores Timur -

Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Flores Timur, Nusa Tenggara Timur (NTT), akan merelokasi warga yang berada di 18 desa di sekitar Gunung Lewotobi Laki-laki. Rinciannya 11 desa di Kecamatan Wulanggitang dan 9 desa di Kecamatan Ilebura.

Warga diwajibkan meninggalkan rumahnya masing-masing. Mereka akan ditampung di tiga titik posko pengungsian.

"Kalau ada penambahan posko pengungsian, itu sementara dipikirkan oleh Pemda Flores Timur," ungkap Kepala Pelaksana BPBD Flores Timur, Fredy Moat, Kamis (7/11/2024).

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Fredy menyebut BPBD akan menggandeng TNI-Polri untuk merelokasi paksa warga dari lereng Gunung Lewotobi Laki-laki sejauh 7 kilometer (km) ke posko pengungsian. Hal itu dilakukan demi keselamatan warga.

"Warga yang menolak, kami sudah perintahkan kepala desa masing-masing untuk segera merelokasi. Itu tanggung jawab kepala desa. Kalau kepala desanya juga masih bersikeras, nanti kami dengan TNI-Polri yang amankan itu," ungkapnya.

ADVERTISEMENT

Fredy menegaskan jika ada kepala desa dan warga yang menolak, maka ditindak tegas. Sebab pemerintah melakukan upaya relokasi paksa demi keselamatan bersama.

Sebelumnya, Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) mengatakan bagi warga yang akan direlokasi akan diberikan bantuan berupa dana tunggu hunian (DTH) sebesar Rp 500 ribu setiap bulan selama enam bulan. Totalnya Rp 3 juta per kepala keluarga (KK).

Dana bantuan itu diberikan sembari menunggu bangunan yang di tempat relokasi rampung dibangun. Kemudian, bagi warga yang hidup sebatang kara, akan dibangun hunian sementara (huntara) sebelum direlokasi.

"Saat ini kami sedang berkoordinasi dengan pemda untuk menentukan lokasi," tandas Suharyanto.

BNPB mencatat, sampai saat ini sebanyak 4.461 orang masih tinggal di pos pengungsian di Flores Timur dan Sikka. Rinciannya, 663 orang di Desa Lewolaga, 662 pengungsi di Desa Bokang, dan 1.367 di Desa Konga. Adapun 1.709 pengungsi lainnya tinggal di tiga lokasi pengungsian di Sikka.




(nor/gsp)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 

Hide Ads