Minim Awan di Langit Labuan Bajo, Cuaca Panas sampai November

Minim Awan di Langit Labuan Bajo, Cuaca Panas sampai November

Ambrosius Ardin - detikBali
Senin, 14 Okt 2024 08:09 WIB
Cuaca panas di Labuan Bajo dipengaruhi oleh minimnya awan.
Foto: Cuaca panas di Labuan Bajo dipengaruhi oleh minimnya awan. (Ambrosius Ardin/detikBali)
Manggarai Barat -

Cuaca panas dan gerah dirasakan masyarakat Labuan Bajo, Manggarai Barat, Nusa Tenggara Timur (NTT), pada Oktober ini. Kepala Stasiun Meteorologi Komodo Maria Patricia Christin Seran mengungkap sejumlah faktor penyebab cuaca panas tersebut. Salah satunya akibat minimnya pertumbuhan awan. Sinar matahari mencapai permukaan bumi tanpa terhalang awan.

"Penyebab utama dari cuaca panas ini dapat dilihat dari beberapa faktor. Kondisi cuaca yang cerah dan minimnya pertumbuhan awan selama periode ini berkontribusi besar terhadap peningkatan suhu. Ketika langit cerah, sinar matahari dapat mencapai permukaan bumi tanpa hambatan, menghasilkan panas yang lebih intens," jelas Maria, Minggu (13/10/2024).

Selain itu, Maria melanjutkan, pergerakan semu matahari yang terjadi pada akhir September juga memainkan peranan penting. Ketika matahari bergerak ke arah selatan ekuator, Indonesia, terutama bagian selatan seperti Nusa Tenggara, menerima lebih banyak radiasi matahari.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Akibatnya, suhu udara di wilayah ini cenderung meningkat," ujar Maria.

Ia mengatakan tidak hanya fenomena astronomis yang menjadi penyebab cuaca panas ini. Faktor-faktor lain seperti kecepatan angin, tutupan awan, dan tingkat kelembapan udara juga memiliki pengaruh yang signifikan. Misalnya, kecepatan angin yang rendah dapat mengurangi efek pendinginan alami, sementara kurangnya tutupan awan memungkinkan sinar matahari langsung mengenai permukaan bumi.

ADVERTISEMENT

"Selain itu, kelembapan yang rendah dapat meningkatkan persepsi panas dan menyebabkan ketidaknyamanan bagi masyarakat," jelas Maria.

Ia mengatakan suhu maksimum di Labuan Bajo yang tercatat oleh BMKG Stasiun Meteorologi Komodo berkisar antara 32 sampai 33 derajat Celsius pada siang hari. Sementara, suhu minimum berada di kisaran 24 sampai 25 derajat Celsius.

"Fenomena ini menarik perhatian, terutama bagi masyarakat yang menjalani aktivitas di luar ruangan," katanya.

Maria mengatakan kondisi suhu panas ini diperkirakan akan terus berlangsung hingga sepanjang Oktober dan November. Ini adalah periode peralihan musim di mana cuaca cerah masih mendominasi. Masyarakat perlu lebih waspada terhadap dampak cuaca ekstrem ini.

"BMKG mengimbau masyarakat Manggarai Barat untuk selalu memperhatikan kecukupan cairan tubuh. Mengingat aktivitas luar ruangan yang sering dilakukan, sangat penting bagi masyarakat untuk tetap terhidrasi dengan baik. Hindari aktivitas fisik yang berat pada siang hari, untuk mencegah kelelahan yang bisa berujung pada masalah kesehatan yang lebih serius," katanya.

Maria menjelaskan dengan memahami perubahan cuaca seperti panas terik yang terjadi saat ini serta mengikuti imbauan dari BMKG, masyarakat di Manggarai Barat diharapkan dapat lebih siap dan tanggap dalam menghadapi situasi ini.

Seorang warga Labuan Bajo, Olivia, mengaku cuaca di Labuan Bajo belakangan ini terasa lebih panas. Dia mengaku sering kegerahan saat beraktivitas dalam maupun di luar ruangan.

"Panas sekali di Labuan Bajo. Sulit tidur siang, terasa gerah. Jalan siang-siang juga terasa panas," ujar Olivia.




(hsa/hsa)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 

Hide Ads