PMI Asal NTB Tewas Ditembak di Malaysia, Pj Gubernur Buka Suara

Mataram

PMI Asal NTB Tewas Ditembak di Malaysia, Pj Gubernur Buka Suara

Nathea Citra - detikBali
Jumat, 02 Agu 2024 16:58 WIB
Pj Gubernur NTB Hassanudin saat di wawancarai di Pendopo Gubernur di Mataram, Jumat (2/8/2024).
Pj Gubernur NTB Hassanudin saat di wawancarai di Pendopo Gubernur di Mataram, Jumat (2/8/2024). (Foto: Nathea Citra/detikBali)
Mataram -

Penjabat (Pj) Gubernur Provinsi Nusa Tenggara Barat (NTB) Hassanudin buka suara terkait pekerja migran Indonesia (PMI) asal Lombok Timur yang tewas ditembak di Malaysia. Hassanudin menegaskan Pemprov NTB memberi atensi kasus itu.

"Kami perdalam lagi informasi yang ada, sehingga kami bisa mengambil langkah nyata, dalam arti kata, informasi tersebut kebenaran yang harus jelas," kata Hassanudin saat dijumpai di Pendopo Gubernur NTB, Jumat (2/8/2024).

Adapun PMI yang ditembak itu adalah Gafur asal Desa Waringin, Kecamatan Suralaga, Lombok Timur. Dia ditembak di perkebunan sawit di Malaysia pada 29 Juli lalu. Ada bekas peluru di tubuh dan wajahnya.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Hassanudin menerangkan saat ini Pemprov NTB tengah mencari kronologi dan data-data terkait keberangkatan dan pekerjaan Gafur di Malaysia. Tim tengah mengumpulkan keterangan dari pihak keluarga dan pemangku kepentingan lainnya.

"Saya langsung perintahkan bagian terkait, termasuk berkoordinasi dengan lintas sektoral tentang kebenaran dan langkah-langkah yang akan kami ambil," tutur mantan Pj Gubernur Sumatera Utara tersebut.

ADVERTISEMENT

Diketahui Gafur bekerja sebagai PMI di Malaysia Timur melalui jalur ilegal. Dia disebut telah empat kali bolak-balik ke Malaysia. Saat ini, Pemprov NTB tengah mengurus pemulangan jenazah Gafur dari Negeri Jiran.

"Pemulangan jenasah sedang kami koordinasikan, nanti pemulangannya akan kami urus," jelasnya.
Dia juga mengingatkan warga untuk bekerja sesuai prosedur. Para calon PMI harus berangkat ke negara lain lewat jalur legal, sehingga bisa terlindungi.

"Ini juga tolong disampaikan kepada masyarakat, suatu pembelajaran pada kita, kalau kita bepergian keluar negeri ada suatu mekanisme prosesnya yang hak- hak perlindungan segera dapat kita berikan dan tangani. Namun demikian, manakala dia tidak melalui proses yang benar, tentunya tidak semulus menangani memberikan langkah-langkah seperti yang resmi," terangnya.

Kepala Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi NTB I Gede Putu Aryadi mengatakan pihaknya tengah menunggu informasi resmi terkait dugaan tewasnya PMI NTB karena luka tembak di perkebunan sawit.

"Saya masih menunggu informasi resmi, soalnya banyak sekali versinya. Dari informasi yang berkembang, dia (Gafur) memang lagi bekerja di kawasan perkebunan yang jauh (dari permukiman), lalu ada kelompok pencuri yang masuk ke lahan itu, mencuri hasil sawit, lalu ada perkelahian dan pencuri itu lari, kemudian pencuri itu kembali lagi membawa rombongannya sambil bawa senjata. Tapi kita tunggu informasi resmi dari kedutaan," katanya, Jumat (2/7/2024).

Gede menerangkan, jika proses penyidikan di kepolisian Malaysia tuntas, maka Pemprov NTB dan Pemerintah Pusat akan mengambil sikap tegas.

Sebelumnya, Direktur Buruh Migran Indonesia (ADBMI) NTB Roma Hidayat membenarkan informasi tertembaknya salah satu PMI asal NTB di Malaysia. "Korban sudah empat kali ke Malasysia, ini keberangkatan yang keempat dan baru empat bulan di Malaysia. Jadi di sana kerja di kebun sawit tanpa dokumen," katanya

Roma menjelaskan kronologi korban meninggal. Gafur saat itu menemukan kelompok orang Dayak Iban di kebun lokasinya bekerja. Gafur lalu mengikuti kelompok Dayak Iban tersebut, karena khawatir kebunnya diganggu. Lalu terdengar suara peluru saat dia hendak balik.

"Jadi diduga dihujani peluru senapan. Ada tujuh peluru mendarat di tubuh korban. Ada di bagian wajah juga kena peluru," terangnya.




(dpw/gsp)

Hide Ads