Gafur, pekerja migran Indonesia (PMI) asal Desa Waringin, Kecamatan Suralaga, Lombok Timur, Nusa Tenggara Barat (NTB), diduga tewas tertembak saat bekerja di perkebunan kelapa sawit Malaysia Timur, Senin (29/7/2024). Ditemukan luka bekas peluru pada tubuh dan wajah jenazah.
Direktur Advokasi Buruh Migran Indonesia (ADBMI) NTB, Roma Hidayat, membenarkan informasi tersebut. Berdasarkan informasi yang diperoleh dari pihak keluarga, korban diduga ditembak di tempat kerja oleh orang tidak dikenal.
"Korban sudah empat kali ke Malaysia. Ini keberangkatan yang keempat dan baru empat bulan di Malaysia. Jadi di sana kerja di kebun sawit tanpa dokumen," ujar Roma kepada detikBali, Kamis malam (1/8/2024).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Roma menjelaskan kronologi korban meninggal. Gafur saat itu menemukan kelompok orang Dayak Iban di kebun lokasinya bekerja. Gafur lalu mengikuti kelompok Dayak Iban tersebut karena khawatir kebunnya diganggu. Terdengar suara peluru saat Gofar hendak balik.
"Jadi diduga dihujani peluru senapan. Ada tujuh peluru mendarat di tubuh korban. Ada di bagian wajah juga kena peluru," kata Roma.
Pihak keluarga masih mencoba menghubungi teman kerja atau saksi yang ada di lokasi korban bekerja untuk mengetahui kepastian informasi tersebut. "Kami memang hati-hati supaya tidak misinformasi. Kami sedang dorong BP3MI untuk mendalami kasus ini agar ini mendapat penanganan secepatnya," ujarnya.
Pihak keluarga kini menunggu pemulangan jenazah korban. Selain itu, pihak otoritas KBRI di Malaysia masih menunggu hasil autopsi jenazah korban.
Kepala Balai Pelayanan Perlindungan Pekerja Migran Indonesia (BP3MI) NTB Noerman Adhiguna mengatakan korban meninggal diduga terkena peluru nyasar saat bekerja. Ia tak mau berspekulasi atas tewasnya PMI tersebut.
"Informasi ada peluru di tubuh korban itu masih informasi sementara. Perwakilan Kementerian Luar Negeri (Kemlu) di Malaysia masih menunggu ya kabar selanjutnya," ujar Noerman.
BP3MI NTB masih menunggu kronologi lengkap korban meninggal. Posisi jenazah korban masih berada di salah satu RS di Malaysia.
Selain itu, BP3MI NTB dan Dinas Ketenagakerjaan dan Transmigrasi (Disnakertrans) NTB masih terus melakukan komunikasi dengan KBRI di Malaysia untuk mendapatkan informasi meninggalnya korban. Pihak Disnakertrans telah mendatangi kediaman keluarga korban di Lombok Timur.
"Korban ini kan berangkat tidak memiliki dokumen. Jadi pengakuan pihak keluarga juga tidak begitu tahu berangkat secara prosedural atau tidak. Tetapi ini sedang ditangani teman-teman perwakilan Kemlu di sana," jelas Noerman.
(nor/nor)