Angka kemiskinan di Lombok Utara masih menjadi yang tertinggi dibandingkan kabupaten/kota lainnya di Nusa Tenggara Barat (NTB). Data Badan Pusat Statistik (BPS) NTB mencatat kemiskinan di Lombok Utara sebesar 23,96 persen.
Berikut persentase masing-masing kabupaten/kota di NTB.
- Lombok Utara: 23,96 persen
- Lombok Timur: 14,51 persen
- Bima: 13,88 persen
- Sumbawa: 12,87 persen
- Lombok Barat: 12,26 persen
- Sumbawa Barat: 12,23 persen
- Lombok Tengah: 12,07 persen
- Dompu: 11,59 persen
- Kota Bima: 8,12 persen
- Kota Mataram: 8,00 persen
Sekretaris Daerah (Sekda) NTB Lalu Gita Ariadi menilai tingginya angka kemiskinan di Lombok Utara terjadi karena beberapa faktor. Seperti dampak bencana gempa bumi 2018 lalu hingga faktor COVID-19 pada 2020.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Kami bisa maklumi jika Lombok Utara dalam berproses lahir kembali, apalagi 2018 lalu terkena gempa, COVID, bahkan pariwisatanya sempat slow down. Apalagi kita tahu bahwa pariwisata di sana jadi andalan Lombok Utara sehingga terjadi slow down untuk beberapa kegiatan perekonomian dan lain sebagainya," terang Gita, Senin (29/7/2024)
Gita mendorong Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Lombok Utara untuk meningkatkan geliat ekonomi dari berbagai sisi, mulai dari kunjungan pariwisata, potensi pertanian, dan lain-lain.
"Kami berharap mudah-mudahan kebangkitan ekonomi itu terjadi di Lombok Utara, sehingga Lombok Utara bisa mengejar ketinggalan dengan daerah-daerah lain di NTB," terangnya.
Di sisi lain, Gita berharap Mega Proyek Global Hub Bandar Kayangan di Lombok Utara bisa diwacanakan kembali. Mengingat, potensi ekonomi dari proyek tersebut amatlah tinggi.
"Ke depan, andai kita wacanakan kembali Global Hub, bisa jadi Lombok Utara ini menjadi raksasa yang sedang tidur," ucap mantan Penjabat (Pj) Gubernur NTB tersebut.
Sebagai informasi, Pemprov NTB kerap menawarkan Mega Proyek Global Hub Bandar Kayangan di Lombok Utara kepada para investor. Sayang, hingga kini belum ada investor yang benar-benar merealisasikan investasinya untuk proyek tersebut.
Kawasan Mega Proyek Global Hub Bandar Kayangan dinilai sangat potensial untuk dikembangkan menjadi jalur perdagangan antarnegara. Apalagi lokasi Global Hub ini sangat strategis, yakni berada pada jalur pelayaran internasional Selat Lombok. Kawasan ini bahkan pernah dicanangkan akan melebihi Batam sebagai ikon sektor maritim di Indonesia.
Sejumlah investor asing mulai berdatangan ke lokasi Global Hub Bandar Kayangan pada 2017. Salah satunya perusahaan dari Korea Selatan, Sungdong Industry Group.
Sungdong Industry Group berencana berinvestasi sebesar USD 1 miliar atau sekitar Rp 14 triliun pada Mega Proyek Global Hub Bandar Kayangan di Lombok Utara. Sayangnya, karena bencana gempa bumi 2018, rencana investasi ini terpaksa gagal.
(iws/iws)