Pj Gubernur NTB Buka Suara soal Krisis Air di Tiga Gili

Pj Gubernur NTB Buka Suara soal Krisis Air di Tiga Gili

Helmy Akbar - detikBali
Selasa, 02 Jul 2024 21:42 WIB
Pj Gubernur NTB Hassanudin saat ditemui di Pendopo Gubernur NTB di Mataram pada Selasa (2/7/2024).
Foto: Helmy Akbar / detikBali
Foto: Pj Gubernur NTB Hassanudin saat ditemui di Pendopo Gubernur NTB di Mataram pada Selasa (2/7/2024). (Helmy Akbar/detikBali)
Mataram -

Penjabat (Pj) Gubernur Nusa Tenggara Barat (NTB) Hassanudin buka suara terkait krisis air bersih yang melanda kawasan pariwisata tiga gili, yakni Gili Trawangan, Gili Meno, dan Gili Air di Lombok Utara. Hassanudin mengaku sudah mendapatkan laporan perkembangan situasi dari sejumlah pihak. Termasuk dari Bupati Lombok Utara Djohan Syamsu.

"Semua sudah mereka sampaikan sebagai data dan langkah-langkah yang diambil, saya kira sudah on the track, sehingga tinggal kami pantau dan melihat follow up di lapangan secara nyata, dampaknya di masyarakat bagaimana, karena itu merupakan kebutuhan dasar, itu saya tekankan. Agar segara diambil langkah," beber Hassanudin saat ditemui di Pendopo Gubernur NTB, Mataram, Selasa (2/7/2024).

Saat ini, Hassanudin melanjutkan, Pemkab Lombok Utara telah mengambil sejumlah kebijakan. Termasuk mengirimkan air dari darat menuju kawasan tiga gili.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Tadi Bupati sudah melaporkan dari tiga pulau yang ada, dua pulau sudah berjalan airnya, satu pulau sedang dibangun dan berproses. Langkah awal sudah dilakukan dengan air dikirim dari darat. Bupati dengan sungguh-sungguh meyakinkan bahwa hal tersebut akan berjalan normal kembali," paparnya.

Soal adanya dugaan kerusakan lingkungan laut yang ditimbulkan dari proses penyedotan air, Hassanudin menunggu kajian lebih lanjut.

ADVERTISEMENT

"(Pencemaran lingkungan) Semua proses dilaksanakan, ketentuan diikuti. Kalau pencemaran tentu akan dinilai dan diambil langkah sesuai ketentuan," kata Hassanudin.

Diberitakan sebelumnya, pelaku wisata di Gili Meno, Desa Gili Indah, Kecamatan Pemenang, Lombok Utara, NTB, menjerit. Musababnya, mereka sudah tak mendapat air bersih selama 27 hari.

Ketua Gili Hotel Association (GHA) Lalu Kusnawan mengungkapkan krisis air bersih tersebut mengakibatkan para pengusaha hotel dan restoran di wilayah itu merugi Rp 3,5 juta per hari. Ia meminta Pemkab Lombok Utara segera mencari solusi terkait masalah tersebut.

"Bayangkan sampai sekarang belum selesai krisis air ini," kata Kusnawan kepada detikBali, Rabu (19/6/2024).

Menurut Kusnawan, kondisi tersebut bisa membuat wisatawan enggan berlibur ke Gili Meno. Ia mengungkapkan PDAM Amerta Dayan Gunung yang menyediakan air bersih di Lombok Utara juga sempat memutus pasokan air ke Gili Trawangan.

"Sementara aliran air ke Trawangan sudah normal, yang belum ini kan ke Gili Meno," imbuhnya.




(hsa/hsa)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 

Hide Ads