Sentra kuliner seafood Kampung Ujung di Labuan Bajo, Manggarai Barat, Nusa Tenggara Timur (NTT), dituding melakukan 'getok' harga mahal ke wisatawan. Pemilik warung disebut menaikkan harga gila-gilaan untuk setiap menu makanan dan minuman yang dipesan para turis.
Satu video dugaan 'getok' tarif itu viral di media sosial. Seorang wisatawan menyebut dia menjadi korban 'getok' harga karena tagihan untuk empat orang dirasa sangat mahal dan tak wajar.
Berdasarkan video yang beredar, seorang wisatawan membeberkan rincian tagihan makanan untuk empat orang mencapai Rp 530 ribu. Ia pun menunjukkan nota pembelian makanan dengan rincian satu ekor ikan Rp 150 ribu, dua potong tahu tempe Rp 40 ribu, kangkung Rp 50 ribu.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Lalu, ada terung Rp 30 ribu, nasi Rp 40 ribu, tiga buah jeruk murni Rp 150 ribu, satu buah jeruk biasa Rp 25 ribu, serta pajak restoran 10 persen. "Tidak ada perdebatan tetap kami bayar," ujar wisatawan tersebut dalam video viral yang diunggah akun Instagram @m8nusantara, dilihat detikBali, Rabu (5/6/2024).
Wisatawan tersebut lantas mengingatkan warganet yang ingin makan di pusat kuliner Kampung Ujung untuk menanyakan harga makanan terlebih dahulu. Sebab, harga makanan di tempat itu tak tertera dalam daftar menu.
"Yang mau makan di sini (kuliner Kampung Ujung) hati-hati, tanya harga dulu sebelum pesan karena di menu tidak ada harga," katanya.
![]() |
Pembelaan Pemilik Warung
Pelaku usaha kuliner seafood Kampung Ujung, Labuan Bajo, membantah tudingan turis yang merasa 'digetok' tarif mahal. Mereka menyebut harga yag tertera pada nota tagihan adalah benar.
detikBali menemui RS, pemilik lapak seafood di Kuliner Kampung Ujung, Rabu (5/6/2024) malam. RS adalah pemilik lapak yang harga makanannya dikeluhkan oleh wisatawan. Sejumlah pelaku usaha kuliner di Kampung Ujung juga ikut mendampingi saat detikBali mewawancarai RS.
RS membenarkan total tagihan makan dan minum kepada wisatawan tersebut mencapai Rp 530 ribu. Rinciannya, seperti dalam nota tagihan yang beredar luas di medsos.
Perempuan tersebut menjelaskan dengan detail rincian harga setiap menu yang dipesan oleh wisatawan tersebut. RS dengan tegas mengatakan makanan yang dipesan wisatawan tersebut sudah diketahui sejak awal. Kecuali harga minuman dan nasi.
"Tamu lihat ikannya, tunjuk ikannya harga berapa, kami kasih tahu harganya Rp 150 (ribu), oke. Tambahannya sayur saja sama tahu tempe," ungkap RS.
Ia mengatakan wisatawan tersebut awalnya menawar harga ikan di lapak lainnya. Pelancong tersebut lalu memilih makan di lapak milik RS setelah ada kesepakatan harga. Ia mengeklaim ada tawar-menawar harga ikan dengan wisatawan tersebut.
RS mengaku tidak mencantumkan harga makanan dan minuman di daftar menu, seperti lapak-lapak lainnya. Namun, ia mengeklaim pengunjung sudah mengetahui harga sebelum makanan disajikan. Bahkan, ia dan wisatawan tersebut sempat negosiasi terkait harga makanan dan minuman itu.
"Sudah sampaikan di awal (harga makanan), kami kan deal dulu harga baru kita bawa ke belakang proses ikannya. Tidak mungkin kami tidak deal langsung proses ikannya. Harus deal di depan baru kami proses," tegas RS.
RS mengakui tidak memberitahukan harga minuman yang dikeluhkan oleh wisatawan tersebut. Jeruk murni ia banderol dengan harga Rp 50 ribu per gelas.
RS menerangkan harga makanan di kuliner Kampung Ujung terlihat mahal karena bahan bakunya juga mahal. Dia mengeklaim pedagang tidak mendapat untung banyak.
Bahkan, menjual minuman jeruk murni dengan harga Rp 50 ribu per gelas saja bisa saja rugi.
Pemkab Bentuk Satgas
Pemkab Manggarai Barat langsung membentuk satgas untuk mengawasi permainan tarif atau harga di sentra kuliner Kampung Ujung.
"Sebelumnya sudah dilangsungkan rapat internal untuk mencari akar soal. Sejumlah kepala OPD yang selama ini secara teknis menangani langsung booth di kuliner Kampung Ujung hadir pada rapat itu," kata Wakil Bupati Manggarai Barat Yulianus Weng.
"Pada rapat internal itu dilakukan analisis penyebab banyaknya wisatawan yang mengeluh karena mahalnya harga makanan kuliner Kampung Ujung hingga kemudian melahirkan sejumlah poin rekomendasi," lanjut dia.
Rekomendasinya, pelaku usaha di Kampung Ujung wajib memberikan informasi menu dan harga kepada pelanggan. Setiap pelaku usaha wajib menyediakan timbangan digital untuk mengukur berat ikan yang dijual. Rekomendasi tersebut diharapkan dapat mewujudkan pelaku usaha yang profesional di kuliner Kampung Ujung.
Pusat kuliner Kampung Ujung berada di lokasi strategis di tepi Pantai Labuan Bajo atau di sebelah timur Hotel Meruorah Labuan Bajo. Pusat kuliner itu buka dari sore hingga tengah malam.
(dpw/gsp)