Basarnas Simulasi Penyelamatan Kecelakaan Kapal Wisata di Labuan Bajo

Manggarai Barat

Basarnas Simulasi Penyelamatan Kecelakaan Kapal Wisata di Labuan Bajo

Ambrosius Ardin - detikBali
Kamis, 30 Mei 2024 18:33 WIB
Simulasi penyelamatan kecelakaan kapal di perairan Labuan Bajo, Kamis (30/5/2025).
Simulasi penyelamatan kecelakaan kapal di perairan Labuan Bajo, Kamis (30/5/2025). (Foto: Ambrosius Ardin/detikBali)
Manggarai Barat -

Basarnas menggelar simulasi penyelamatan kecelakaan kapal wisata di Labuan Bajo, Manggarai Barat, NTT. Simulasi ini untuk membekali para pelaku wisata di sana dengan keahlian menghadapi situasi darurat.

"Latihan ini untuk meningkatkan kesiapsiagaan dan keterampilan kru kapal, pemandu wisata, masyarakat, dan potensi SAR lainnya dalam menghadapi situasi darurat yang terjadi di Perairan Labuan Bajo," kata Direktur Operasi Basarnas Laksamana Pertama TNI Edy Prakoso, Kamis (30/5/2024).

Ia menjelaskan peserta simulasi berjumlah 50 orang. Mereka berasal dari berbagai stakeholder dan masyarakat sekitar yang juga pelaku industri lain pariwisata di Labuan Bajo. Sebelumnya, mereka telah mendapatkan pelatihan singkat dari Basarnas.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Basarnas menggelar simulasi itu untuk membangun kesadaran masyarakat terhadap aspek keselamatan dalam aktivitas pariwisata di Labuan Bajo. Peserta simulasi diharapkan memiliki kemampuan mencegah atau meminimalisir jatuhnya korban jiwa saat terjadi kondisi kedaruratan saat saat aktivitas wisata di perairan Labuan Bajo dan sekitarnya.

"Orientasi simulasi ini untuk meningkatkan kesadaran kolektif masyarakat sekitar Labuan Bajo terhadap aspek keselamatan (safety) sehingga mampu mencegah atau meminimalisir jatuhnya korban jiwa saat terjadi kondisi kedaruratan atau krisis pariwisata," jelas Edy.

Simulasi itu bagian dari implementasi kerjasama Basarnas dengan Kementrian Parwisata dan Ekonomi Kreatif (Kemenparekraf) di kawasan Destinasi Parwisata Super Prioritas Labuan Bajo, yang berlangsung tiga hari, 28-30 Mei 2024. Sebelumnya ada Workshop Evaluasi dan Implementasi Protokol Keamanan dan Keselamatan di destinasi pariwisata superprioritas Labuan Bajo
.
"Harapan kami, kerja sama antara Basarnas dan Kemenparekraf ini dapat meningkatkan kualitas pariwisata dari aspek keselamatan sehingga memberikan dampak positif bagi masyarakat, khususnya di kawasan destinasi super premium Labuhan Bajo," tandas Edy.

Simulasi Kapal Wisata Terbakar

Pantauan detikBali di lokasi, simulasi itu melibatkan sebuah kapal yang membawa 18 wisatawan dan lima kru kapal terbakar dan meledak di Perairan Labuan Bajo. Kapal yang hendak menuju ke Pulau Komodo itu perlahan-lahan tenggelam akibat lambung kanan jebol akibat ledakan.

Seluruh penumpang panik. Awak kapal bertindak sigap dengan mengarahkan seluruh penumpang yang telah menggunakan pelampung itu untuk berenang menjauhi kapal dan survival (bertahan hidup).

Awak kapal juga sebelumnya telah mengaktifkan Emergency Position Indicating Radio Beacon (EPIRB) dan panic button sehingga lokasi detail kapal naas itu diketahui Basarnas Command Center (BCC) Basarnas. Informasi tersebut dikirimkan ke Posko Terpadu Labuan Bajo. Tim SAR pun langsung menggelar operasi SAR.

Bersamaan dengan itu, sebuah kapal wisata lainnya melintas dan melihat kapal yang terbakar tersebut. Mereka juga melihat para korban melambaikan tangan, meminta pertolongan. Kapal itu segera merapat dan melaporkan kecelakaan tersebut ke Posko Terpadu. Para awak kapal yang merupakan warga sekitar kawasan Labuhan Bajo itu kemudian dengan sigap melaksanakan pertolongan.

Mereka mengevakuasi korban yang terapung-apung di laut itu dengan tehnik reach (meraih), throw (melemparkan alat apung), dan row (menghampiri korban dengan perahu).

Seluruh korban akhirnya berhasil dievakuasi ke atas kapal. Kapal penolong itu kemudian bergerak menuju pelabuhan. Di atas kapal, para awak kapal penolong dengan cekatan memberikan pertolongan pertama kepada tiga korban yang membutuhkan.

Korban pertama dalam kondisi pingsan dan mengalami henti jantung akibat sumbatan jalan nafas. Mereka memberikan Resusitasi Jantung Paru (RJP) hingga korban sadar dan stabil.

Mereka juga melakukan pemindaian kepada seorang korban lainnya yang mengalami patah tulang serta seorang korban ketiga yang mengalami luka bakar dengan menggunakan air bersih bersuhu normal.

Sampai di pelabuhan, tim ambulance sudah menunggu dan segera membawa ketiga korban ke rumah sakit untuk penanganan medis lebih lanjut.

Terlihat ratusan wisatawan mancanegara dan nusantara menyaksikan simulasi tersebut. Ada yang bertepuk tangan kala korban berhasil dievakuasi.




(dpw/iws)

Hide Ads