Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Sandiaga Salahuddin Uno mewanti-wanti pengembangan pariwisata Labuan Bajo agar tidak terjadi overtourism (kepadatan wisatawan yang berlebihan). Ia pun mendorong pembangunan infrastruktur pariwisata di destinasi pariwisata superprioritas Labuan Bajo dibatasi.
"Jangan terlalu banyak infrastruktur yang dibangun di Labuan Bajo ini karena kalau tidak hati-hati kita bisa overtourism," kata Sandiaga di Labuan Bajo, Rabu (29/5/2024).
Menurut dia, pembangunan infrastruktur di destinasi pariwisata Labuan Bajo tidak boleh menimbulkan overtourism. Sehingga saat terjadi peningkatan kunjungan wisatawan (high season) bisa ditangani dengan baik sehingga tidak terjadi overtourism.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Kami mau menghindari itu (overtourism), karena nanti pas kelihatan seperti sekarang ini low session, tapi kalau nanti high season harus bisa kami tangani dengan baik sehingga tidak terjadi kepadatan yang berlebihan atau overtourism," terang Sandiaga.
Terkait pembangunan infrastruktur pendukung pariwisata di Labuan Bajo tahun ini, Sandiaga mengungkapkan ada pembangunan empat hotel yang mulai beroperasi dalam waktu dekat. Dengan adanya pembangunan hotel itu maka akan penambahan kamar hotel di Labuan Bajo. Agar kamar hotel terisi maka perlu ada peningkatan kunjungan wisatawan ke Labuan Bajo.
"Untuk high infrastructure kalau kami lihat ada empat hotel yang sebentar lagi akan beroperasi. Jadi akan bertambah jumlah kamar, berarti dibutuhkan jumlah penerbangan yang lebih ditingkatkan. Jadi kami akan buka konektivitas bukan hanya dari penerbangan langsung dari Jakarta atau Bali tapi juga dari luar negeri," kata Sandiaga.
Berikutnya adalah infrastruktur yang terkait dengan manajemen live on board (LOB) pada kapal wisata yang beroperasi di perairan Labuan Bajo. Menurut Sandiaga perlu adanya one stop clearance atau yang selama ini disebut dengan nama sistem satu pintu (one gate system) untuk kapal wisata yang berlayar di perairan Labuan Bajo dan sekitarnya.
Dengan proses clearance kapal wisata pada satu tempat bisa mencegah terjadinya kecelakaan pada kapal pengangkut wisatawan di perairan Labuan Bajo tersebut.
"Untuk soft infrastructure sistem manajemen LOB, kami ingin agar ada satu one stop clearance, ini yang kami harapkan sehingga semua SOP untuk menghindari kecelakaan, bencana yang terjadi di laut kita kurangi," kata Sandiaga.
Sambut Baik Daur Ulang dan Pengelolaan Sampah Plastik
Sandiaga merespons puluhan ton sampah plastik yang mencemari spot-spot wisata bahari di perairan Labuan Bajo hingga Taman Nasional Komodo. Ia menyebut kondisi Labuan Bajo yang belum memiliki fasilitas daur ulang dan pengelolaan sampah plastik.
Ia menyambut baik program pihak swasta yang mengumpulkan sampah plastik di Labuan Bajo dan mendaur ulangnya, walaupun proses daur ulang dan pengolahannya masih dilakukan di luar Labuan Bajo. Ia mencontohkan program Aqua yang bekerjasama dengan mitra lokal di Labuan Bajo mengumpulkan sampah plastik dan mengirimkannya ke Jawa Timur untuk didaur ulang dan diolah menjadi botol plastik. Sekitar 20 ton perbulan sampah plastik dikirim ke pabrik di Jawa Timur untuk didaur ulang dan diolah.
"Program sangat bagus ini, Labuan Bajo saya bilang ini Labuan Bajo menjadi prioritasnya, karena kita belum memiliki fasilitas untuk melakukan daur ulang dan pengelolaan. Alangkah baiknya kalau kegiatan yang meningkatkan awareness dan meningkatkan keberlanjutan pariwisata dengan konsep pariwisata hijau ini dapat dipusatkan di Labuan Bajo," kata Sandiaga seusai menghadiri kegiatan Aqua bersama Wonderful Indonesia di Labuan Bajo, Rabu (29/5/2025).
Sandiaga mendorong destinasi Labuan Bajo bisa seperti Bali yang menggunakan botol plastik hasil daur ulang sampah plastik. "Kami sedang menghitung seperti di Bali ini ternyata plastiknya sudah 100 persen didaur ulang. Jadi botol-botol plastik itu ternyata botol plastik yang dihasilkan dari botol sebelumnya," ungkapnya.
(nor/nor)