Kejanggalan Kematian Ibu dan Anak Saat Lahiran di RSUD Larantuka

Round Up

Kejanggalan Kematian Ibu dan Anak Saat Lahiran di RSUD Larantuka

Tim detikBali - detikBali
Selasa, 19 Mar 2024 08:16 WIB
Ilustrasi Rumah Sakit
Ilustrasi kematian ibu dan anak di rumah sakit. (Foto: Getty Images/iStockphoto/gorodenkoff)
Flores Timur -

Kasus kematian seorang ibu, Novianti Uba Soge (NS), dan anaknya saat proses lahiran di RSUD dr Hendrikus Fernandez Larantuka, Nusa Tenggara Timur (NTT), viral. Pihak keluarga menuding ada kejanggalan di balik meninggalnya ibu dan bayi tersebut.

Novianti meninggal dunia pada Sabtu (16/3/2024). Perempuan asal Kecamatan Kelubagolit, Flores Timur, itu meninggal setelah menjalani proses persalinan di rumah sakit itu.

Awalnya, Novianti dirujuk dari Puskesmas Lambunga ke RSUD Larantukan untuk menjalani operasi caesar. Namun oleh rumah sakit dia dipaksa untuk melahirkan normal.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Mungkin setelah diperiksa bayi dan ibunya sehat maka diberikan perangsang sampai dua kali untuk melahirkan normal," kata salah seorang keluarga Novianti, Amsir Lamapaha kepada detikBali, Senin (18/3/2024).

Namun, menurut Amsir, proses lahiran itu terkendala. Bayinya susah keluar sehingga tim medis akhirnya melakukan vakum sampai bayi lahir. Bayi itu terlahir dalam kondisi meninggal.

Amsir mengatakan Novianti mengalami pendarahan yang parah sehingga dilarikan ke ruang bedah. Namun belum sempat mendapat penanganan bedah, Novianti sudah meninggal. Jenazah kemudian dipindahkan oleh keluarga.

"Kami datang pindahkan almarhum ke kamar mayat untuk dimandikan dan keluarga mencari peti untuk dibawa ke Pulau Adonara," terangnya.

Amsir menyebut sempat ada kendala memandikan jenazah Novianti karena tidak ada air di rumah sakit itu. "Saya dan keluarga berusaha mencari air untuk memandikan jenazah ini," jelasnya.

Pelaksana Tugas (Plt) Direktur RSUD dr Hendrikus Fernandez Larantuka, Paulus Lameng, mengatakan tengah melakukan audit maternal perinatal dengan Dinas Kesehatan (Dinkes) Flores Timur. Ia menegaskan tindak lanjut kematian ibu dan anak (KIA) ini dilakukan sesuai standar operasional prosedur (SOP) Kementerian Kesehatan (Kemenkes).

"Setelahnya baru kami dapat memberikan penjelasan resmi yang kompreheNoviantiif," terangnya.

Ombudsman Buka Suara

Ombudsman Perwakilan Nusa Tenggara Timur (NTT), turut buka suara soal kasus itu. Ombudsman meminta rumah sakit melakukan audit komprehensif untuk mengetahui penyebab kematian Novianti Uba Soge dan bayinya.

"Kepada direktur kami berpesan agar melakukan audit secara komprehensif terhadap kasus kematian ibu anak tersebut," kata Kepala Perwakilan Ombudsman NTT Darius Beda Daton, Senin (18/3/2024).

"Kami juga berpesan agar direktur melakukan langkah perbaikan jika ada pelanggaran SOP penanganan awal ibu hamil di RS," imbuh Darius.

Ombudsman juga sudah berkoordinasi dengan pihak rumah sakit untuk mengecek kebenaran kasus ini. Pihak rumah sakit telah memberi klarifikasi.

Para tenaga kesehatan yang bertugas saat itu sudah melaporkan kronologi peristiwa itu. Mereka mengeklaim penanganan proses partus atau kelahiran sudah sesuai SOP.

"Menurut direktur, penanganannya sesuai SOP KIA (Kesehatan Ibu dan Anak). Namun, akan dilakukan audit maternal perinatal (audit sebab kematian ibu dan bayi) atas koordinasi Dinkes Flotim," jelas Darius.

Dia juga meminta rumah sakit untuk mengklarifikasi secara terbuka.

"Klarifikasi kepada publik juga perlu dilakukan guna menghindari simpang siur informasi yang merugikan keluarga ibu dan bayi serta pihak RS," urainya.




(dpw/dpw)

Hide Ads