Aktivitas pelayaran kapal feri dari Labuan Bajo, Manggarai Barat, Nusa Tenggara Timur (NTT), menuju Sape, Nusa Tenggara Barat (NTB), ditutup sementara akibat gelombang tinggi dan angin kencang. Hal itu juga berlaku untuk pelayaran kapal feri dari Sape ke Labuan Bajo.
"Kapal feri sementara tidak beroperasi untuk lintasan Sape-Labuan Bajo mulai hari ini," kata General Manager PT ASDP Indonesia Ferry (Persero) Cabang Sape Reno Yulianto, Sabtu (10/3/2024).
Reno belum bisa memastikan kapan operasional kapal feri kembali dibuka. Menurut dia, operasional kapal feri itu dibuka saat cuaca sudah membaik berdasarkan pantauan Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG)
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Selain kapal feri, cuaca buruk juga membuat kapal-kapal wisata di perairan Labuan Bajo dilarang berlayar ke perairan Taman Nasional Komodo. Kantor Kesyahbandaran dan Otoritas Pelabuhan (KSOP) Kelas III Labuan Bajo hanya mengizinkan pelayaran ke Pulau Rinca. Larangan berlayar itu akibat potensi gelombang tinggi dan angin kencang itu berlaku hingga 16 Maret 2024.
Sebelumnya, BMKG meminta masyarakat waspada terhadap bencana alam akibat hujan lebat disertai petir yang berpotensi terjadi di Labuan Bajo dan daerah lainnya di Manggarai Barat. Peringatan dini yang dimulai sejak 8 Maret 2024 itu berlaku hingga 14 Maret mendatang. Cuaca ekstrem itu berpotensi menyebabkan banjir, longsor, dan bencana alam lainnya.
Kepala Stasiun Meteorologi Komodo Maria Patricia Christin Seran mengatakan hujan sedang hingga lebat disertai petir dan angin kencang berpotensi melanda Kecamatan Komodo, Boleng, Mbeliling, Sano Nggoang, Macang Pacar, Pacar, Welak, Lembor, Lembor Selatan, Kuwus Barat, Kuwus, dan Ndoso. Ia meminta warga untuk waspada terhadap dampak cuaca ekstrem tersebut.
"Kami mengimbau kepada masyarakat di Kabupaten Manggarai Barat untuk mewaspadai potensi cuaca ekstrem selama sepekan sampai 14 Maret 2024," kata Maria, Jumat (9/3/2024).
(iws/iws)











































