Ujung Pelarian 3 Bulan Calon Pastor yang Cabuli 7 Remaja Pria di NTT

Round Up

Ujung Pelarian 3 Bulan Calon Pastor yang Cabuli 7 Remaja Pria di NTT

Ambrosius Ardin - detikBali
Jumat, 08 Mar 2024 08:03 WIB
Tangkapan layar Engelbertus Lowa Soda (27), frater atau calon pastor di Ngada, NTT menjadi buronan polisi.
Foto: Engelbertus Sowa, calon pastor di Ngada yang mencabuli remaja pria. (Istimewa)
Manggarai Barat -

Engelbertus Lowa Soda (27), seorang frater atau calon pastor yang mencabuli tujuh siswa laki-laki di Ngada, Nusa Tenggara Timur (NTT), terancam pidana 15 tahun penjara. Tak hanya pidana kurungan, Engelbertus juga terancam hukuman denda Rp 5 miliar. Sebelumnya, Engelbertus sempat kabur selama tiga bulan sebelum ditangkap.

"Ancaman pidana penjara paling singkat lima tahun dan paling lama 15 tahun dan denda paling banyak Rp 5 miliar," Kasat Reskrim Polres Ngada AKP I Ketut Setiawan, Kamis (7/3/2024).

Engelbertus disangkakan melakukan tindak pidana pencabulan terhadap anak di bawah umur. Ia dijerat dengan Undang-Undang (UU) Nomor 35 Tahun 2014 tentang Perubahan UU Nomor 23 Tahun 2002 tentang Perlindungan Anak sebagaimana dimaksud dalam Pasal 76E UU Nomor 17 Tahun 2016 juncto Pasal 81 ayat 1.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Tiga Bulan Jadi Buronan

Engelbertus melarikan diri selama lebih dari tiga bulan seusai ditetapkan tersangka. Namanya masuk dalam daftar pencarian orang (DPO) oleh Polres Ngada pada 21 Januari 2024. Namun, dia sudah kabur dari Ngada pada akhir November 2023. Akhirnya, pemuda itu ditangkap di Tebing Tinggi, Sumatera Utara pada 28 Februari 2024.

Engelbertus telah dijebloskan ke sel tahanan Polres Ngada sejak 4 Maret 2024. Setiawan mengatakan tak ada jeratan pidana terhadap aksi Engelbertus melarikan diri tersebut.

Setiawan mengatakan Engelbertus menjalani pemeriksaan psikologis pada Kamis. Pemeriksaan itu menjadi salah satu syarat untuk penyerahan tahap pertama Engelbertus bersama barang bukti ke Kejaksaan Negeri (Kejari) Ngada.

Seharusnya, Engelbertus menjalani pemeriksaan pskilogis tiga bulan lalu. Namun, dia melarikan diri sehari sehari sebelum diperiksa. Padahal, setelah diperiksa dia akan diserahkan kepada Kejari Ngada.

"Pemeriksaan secara psikologis dilakukan di Mbay (ibu kota Kabupaten Nagekeo, NTT)," ujar Setiawan.

Alasan Kabur ke Sumut

Polres Ngada mengungkapkan alasan Engelbertus kabur ke Sumatera Utara (Sumut). Calon pastor itu mengaku pergi ke Sumut untuk mengambil ijazah.

"Alasan ambil ijazah," ungkap Kepala Satuan Reserse Kriminal (Kasat Reskrim) Polres Ngada AKP I Ketut Setiawan, Rabu.

Engelbertus menyelesaikan pendidikan tinggi di Seminari (sekolah calon Pastor) Sibolga, Sumut.

Bekerja Jadi Pembina Asrama

Engelbertus kemudian bekerja di Sumut sehingga tidak pulang ke Ngada. Pria kelahiran Ngada 1995 itu mengaku bekerja sebagai pembina asrama Pastoran di Tebing Tinggi.

"Dia ngaku kerja, pembina asrama Pastoran di Tebing Tinggi, kerja dua bulan," ujar Setiawan. Di tempat itulah dia ditangkap oleh anggota Polres Tebing Tinggi.

Setiawan menampik kabar Engelbertus tak bisa pulang ke Ngada karena tidak memiliki uang. Menurut dia, Engelbertus mendapat uang dari hasil kerjanya di asrama Pastoran Tebing Tinggi.

Kabur karena Banyak Tekanan

Alasan lain, Engelbertus kabur ke Sumut karena tak sanggup menghadapi tekanan dari keluarga maupun teman-teman seangkatannya di Seminari. Ia memilih pergi ke Sumut untuk melepaskan diri dari tekanan tersebut.

"Menurut tersangka, dia bilang banyak tekanan dari pihak lain," terang Setiawan.

Setiawan mengatakan penyidik Polres Ngada tak terpengaruh dengan ragam alibi Engelbertus melarikan diri. Proses hukum terhadap Engelbertus terus berjalan. "Itu alasan dia karena sudah tertangkap," ujar Setiawan.

Sebelumnya, Engelbertus mencabuli tujuh siswa sebuah SMP swasta di Ngada saat menjalani Tahun Orientasi Pastoral (TOP) di sekolah tersebut. Ia mencabuli korbannya dengan modus pemeriksaan kesehatan di poliklinik sekolah.

Engelbertus ditugaskan pimpinan lembaga pendidikan di poliklinik sekolah kendati tak punya keahlian medis. Di poliklinik itu dia memeriksa kesehatan siswa yang sakit. Saat itulah dia mencabuli korbannya.




(hsa/iws)

Hide Ads