65 Warga Didiagnosis ISPA Akibat Letusan Gunung Ile Lewotolok

Lembata

65 Warga Didiagnosis ISPA Akibat Letusan Gunung Ile Lewotolok

Arnoldus Yurgo Purab - detikBali
Selasa, 05 Mar 2024 15:06 WIB
Erupsi Gunung Ile Lewotolok di Lembata, NTT.
Foto: Erupsi Gunung Ile Lewotolok. (Dok. PVMBG)
Lembata - Sebanyak 65 warga di lereng Gunung Ile Lewotolok, Kabupaten Lembata, Nusa Tenggara Timur (NTT), didiagnosis mengalami infeksi saluran pernapasan akut (ISPA). Mereka didiagnosis ISPA akibat letusan Gunung Ile Lewotolok sejak beberapa pekan lalu.

"Ada 84 pasien yang diterapi, sebanyak 65 didiagnosis ISPA," kata Kepala Pelaksana (Kalaksa) Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Lembata Andris Koban kepada detikBali, Selasa (5/3/2024).

Andris mengatakan sebanyak 84 pasien yang diterapi terdiri dari 74 orang dewasa, sembilan remaja, dan satu anak.

Petugas Pos Pengamatan Gunung Api (PGA) Ile Lewotolok Nandra Widyawanto mengatakan status gunung hingga saat ini berada pada level III siaga. Tejadi lima kali letusan dengan amplitudo 8,6-25,3 milimeter (mm) serta durasi 32-40 detik sejak pagi hingga pukul 12.00 Wita.

"Terjadi empat kali tremor non harmonik dengan amplitudo 2-12,6 mm serta durasi 130-220 detik," ujar Nandra dalam keterangan resmi yang diterima detikBali.

Selain tremor, gunung setinggi 1.423 meter di atas permukaan laut (MDPL) ini mengalami embusan sebanyak 110 kali dengan amplitudo 2,4-23 mm serta durasi 24-75 detik.

Nandra mengimbau masyarakat dan turis agar tidak melakukan aktivitas di dalam radius 2 kilometer (km) dari pusat aktivitas Gunung Ile Lewotolok. Nandra juga mengingatkan masyarakat Desa Lamawolo, Desa Lamatokan, dan Desa Jontona agar selalu mewaspadai potensi ancaman guguran atau longsoran lava dan awan panas dari bagian timur puncak kawah gunung.

Masyarakat Desa Jontona dan Desa Todanara juga diimbau agar tidak memasuki atau melakukan aktivitas di wilayah sektoral selatan dan tenggara sejauh 3 km dari pusat aktivitas Gunung Ile Lewotolok. Masyarakat Desa Jontona juga telah diungsikan ke daerah yang lebih aman.

Nandra meminta masyarakat yang berada di sekitar Gunung Ile Lewotolok dapat menggunakan masker pelindung mulut dan hidung serta perlengkapan lain untuk melindungi mata dan kulit. Hal itu diperlukan untuk menghindari gangguan pernapasan maupun gangguan kesehatan lainnya akibat abu vulkanik.

"Seluruh pihak agar menjaga kondusifitas suasana di masyarakat serta tidak menyebarkan narasi bohong dan tidak terpancing isu-isu yang tidak jelas sumbernya," pinta Nandra.


(dpw/dpw)

Hide Ads