Intensitas erupsi Gunung Ile Lewotolok di Lembata, Nusa Tenggara Timur (NTT), terus naik. Sejak dini hari hingga pagi ini, telah terjadi 87 embusan di gunung api itu.
Petugas Pos Pengamatan Gunung Ile Lewotolok, Stanis Ara Kian, mengatakan gunung berstatus level III Siaga ini mengalami 87 kali embusan dengan amplitudo 2,1-32,1 milimeter (mm) dan durasi 42-225 detik.
"Teramati aliran lava ke arah tenggara dengan jarak luncur 300-600 meter," ungkap Stanis dalam keterangan tertulisnya yang diterima detikBali, Senin (4/3/2024).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Stanis menerangkan, gunung dengan ketinggian 1.423 mdpl ini mengalami tremor nonharmonik sebanyak lima kali dengan amplitudo 4,6-32,5 milimeter. Selain itu terjadi dua kali gempa vulkanik dalam dengan amplitudo 1,8-3,5 milimeter.
Dia mengimbau masyarakat di sekitar Gunung Ile Lewotolok juga turis agar tidak melakukan aktivitas di radius 2 kilometer (km) dari pusat aktivitas Gunung Ile Lewotolok.
Masyarakat Desa Lamawolo, Desa Lamatokan, dan Desa Jontona, tegas Stanis, harus selalu mewaspadai potensi ancaman bahaya dari guguran atau longsoran lava, serta awan panas dari bagian timur puncak kawah gunung.
Untuk masyarakat Desa Jontona dan Desa Todanara, imbau Stanis, agar tidak memasuki atau melakukan aktivitas di wilayah sektoral selatan dan tenggara sejauh 3 km dari pusat aktivitas Gunung Ile Lewotolok. Masyarakat Desa Jontona diungsikan ke daerah yang lebih aman.
Selain itu, untuk menghindari gangguan pernapasan maupun gangguan kesehatan lainnya yang disebabkan oleh abu vulkanik maka masyarakat yang berada di sekitar Gunung Ile Lewotolok dapat menggunakan masker.
"Seluruh pihak agar menjaga situasi kondusif suasana di masyarakat serta tidak menyebarkan narasi bohong dan tidak terpancing isu-isu yang tidak jelas sumbernya," tandas Ara Kian dalam laporannya.
(dpw/dpw)