Wakil Ketua Tim Pemenangan Nasional (TPN) Ganjar-Mahfud, TGB Muhammad Zainul Majdi, turut mengomentari film dokumenter 'Dirty Vote'. Film yang menampilkan tiga pakar hukum tata negara Feri Amsari, Zainal Arifin Mochtar, dan Bivitri Susanti, itu mengulas tentang indikasi kecurangan dalam Pemilihan Presiden (Pilpres) 2024.
TGB mengatakan data-data yang diuraikan ketiga pakar hukum tata negara itu juga dia dapatkan dari sejumlah diskusi dan pemberitaan di media masa. Menurutnya, data-data yang dijabarkan ketiga pakar dalam film tersebut menjadi pengingat bagi bangsa Indonesia.
"Saya tahu integritas mereka. Jadi, tiga orang ini menurut saya memang kredibel," kata TGB seusai mencoblos di TPS 01, Kelurahan Pejanggik, Mataram, Nusa Tenggara Barat (NTB), Rabu (14/2/2024).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
TGB mengaku sudah menonton film dokumenter yang disutradarai oleh Dandhy Dwi Laksono itu. "Saya sudah nonton setengah. Cukup panjang ternyata filmnya. Yang bicara itu orang-orang yang saya kenal. Ada yang saya kenal secara pribadi maksudnya pernah ketemu ngobrol," imbuh TGB didampingi oleh sang istri, Erica Zainul Majdi.
Mantan gubernur NTB itu berharap proses Pemilu 2024 berjalan dengan prosedur yang benar, jujur, dan adil. Sebab, TGB berujar, Pemilu 2024 menghabiskan biaya yang sangat besar.
"Saya pikir (film Dirty Vote) itu warning bagi kita semua. Supaya terjaga dan mengawal proses ini," ujar TGB.
TGB lantas menyinggung banyaknya kritikan terkait proses Pemilu 2024, termasuk dari sejumlah perguruan tinggi dan elemen masyarakat sipil lainnya. Menurutnya, suara-suara kritis itu tak boleh diabaikan.
"Termasuk Dirty Vote itu bagian dari civil society juga. Suara-suara itu tidak boleh diabaikan karena perjalanan bangsa kita, termasuk reformasi, itu suara-suara pengingat juga awalnya dari kampus," imbuhnya.
Sebelumnya, TGB optimistis Pilpres 2024 berlangsung dua putaran. Ia juga yakin pasangan calon presiden dan wakil presiden nomor urut 03 Ganjar-Mahfud bisa masuk ke putaran kedua. "Data triangulasi kami sampai terakhir, belum ada paslon yang mendapat lebih dari 50 persen plus 1 suara," kata TGB.
(iws/nor)