Banjir lahar dingin menerjang lahan pertanian warga di kaki Gunung Lewotobi Laki-laki. Akibatnya, puluhan warga di Desa Klatanlo, Kecamatan Wulanggitang, Flores Timur, Nusa Tenggara Timur (NTT), terancam gagal panen.
Kepala Desa Klatanlo, Petrus Muda Kurang, mengatakan masing-masing warga memiliki sekitar 4 hektare lahan pertanian. Menurutnya, lahan yang ditanami jagung, padi, dan mete, itu rusak akibat banjir lahar dingin yang membawa material batu dan pasir.
"Saat ini kami data ada sekitar 20 warga terdampak," ujar Petrus kepada detikBali, Selasa (16/1/2024).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Petrus mengatakan warga desanya sudah tak beraktivitas di lahan pertanian tersebut karena hujan abu sejak 1 Januari lalu. Saat ini, warga Desa Klatanlo mengungsi di Kantor Camat Wulanggitang. Mereka sesekali pulang untuk mengecek ternak.
"Jadi, jelas sekali saat ini kami gagal panen," imbuhnya.
Selain wilayah Desa Klatanlo, aliran lahar dingin akibat erupsi Gunung Lewotobi Laki-laki juga melewati desa-desa lainnya. Sebuah rumah milik warga di Desa Dulipali bahkan terendam banjir lahar dingin. Sementara itu, dampak banjir lahar dingin terhadap fasilitas umum seperti jalan, jembatan, dan hingga lahan warga belum dapat dipastikan.
Sebelumnya, ratusan warga Desa Nurabelen yang sebelumnya menempati lokasi pengungsian di Desa Riang Rita, Kecamatan Ile Bura, Flores Timur, NTT, dipindahkan ke Desa Konga. Mereka dipindahkan karena lokasi itu merupakan jalur lahar dingin erupsi Gunung Lewotobi Laki-laki.
Pemindahan pengungsi itu dilakukan agar penyaluran logistik tak terganggu jika terjadi banjir lahar dingin. Sebab, aktivitas vulkanik Gunung Lewotobi Laki-laki yang kini berstatus awas atau level IV itu terus meningkat sejak awal Januari lalu.
(iws/iws)