Gunung Lewotobi Laki-laki Kembali Erupsi, Pengungsi Terus Bertambah

Gunung Lewotobi Laki-laki Kembali Erupsi, Pengungsi Terus Bertambah

Yurgo Purab - detikBali
Rabu, 10 Jan 2024 19:57 WIB
Gunung Lewotobi Laki-laki di Nusa Tenggara Timur (NTT) kembali meletus pada Rabu (10/1/2024).Β  (Foto: Yurgo Purab/detikBali)
Gunung Lewotobi Laki-laki di Nusa Tenggara Timur (NTT) kembali meletus pada Rabu (10/1/2024).Β  (Foto: Yurgo Purab/detikBali)
Flores Timur -

Gunung Lewotobi Laki-laki di Nusa Tenggara Timur (NTT) kembali meletus sekitar pukul 17.06 Wita pada Rabu (10/1/2024). Erupsi ini terekam di seismograf dengan amplitudo maksimum 47,3 mm dan durasi sekitar 27 detik. Akibatnya, pengungsi terus bertambah.

Petugas Pos Pengamatan Gunung Lewotobi Laki-laki, Anselmus Bobyson Lamanepa, menerangkan tinggi kolom abu tidak teramati. Ia mengimbau masyarakat di sekitar gunung tersebut untuk tidak melakukan aktivitas dalam radius 4 kilometer (km) dari pusat erupsi dan sektoral 5 km ke arah barat laut hingga utara.

"Jika terjadi erupsi dan hujan abu, masyarakat diimbau tetap berada di dalam rumah dan disarankan untuk menggunakan pelindung hidung, mulut (masker), dan mata (kaca mata)," kata Anselmus melalui keterangan tertulisnya, Rabu sore.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Pantauan detikBali di Posko Konga, Kecamatan Titehena, kolom abu vulkanik terlihat membumbung tinggi saat erupsi berlangsung. Jalanan menuju Desa Riang Rita dan Dulipali juga terpapar abu vulkanik yang sangat tebal.

Anselmus menegaskan Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi akan terus berkoordinasi dengan BPBD Provinsi NTT untuk memberikan informasi tentang aktivitas vulkanik Gunung Lewotobi Laki-laki. "Masyarakat tetap tenang mengikuti arahan Pemda serta tidak mempercayai isu-isu yang tidak jelas sumbernya," pungkasnya.

544 Warga Nurabelen Mengungsi ke Desa Riangrita

Sementara itu, sebanyak 544 warga Desa Nurabelen, Kecamatan Ile Bura, mengungsi ke Desa Riang Rita pada Selasa malam (9/1/2024). Mereka mengaku sempat mendengar gemuruh dan melihat pijaran api dari puncak Gunung Lewotobi.

"Malam hari kami mengungsi. Kami tidak tidur. Saat itu ada gemuruh besar. Api keluar, gemuruh itu sudah mulai jam 00.00 Wita," tutur Paulus Boli Puka, salah seorang warga Nurabelen, Rabu sore.

Teresia Doro Koban setali tiga uang. Pengungsi asal Desa Dulipali mengaku panik dan tidak bisa tidur nyenyak karena aktivtas vulkanik Gunung Lewotobi Laki-laki meningkat.

"Gemuruh bunyi terus. Dengar gemuruh sedikit kami mulai panik. Ada anak yang pingsan karena panik," katanya.

Sebelumnya, Gunung Lewotobi Laki-laki naik status dari level III atau siaga ke level IV atau awas. Meningkatnya aktivitas gunung api ini menyebabkan semburan abu vulkanik setinggi 500 meter beserta lontaran lava pijar sejauh satu kilometer dari kawah utama, pada Rabu (10/1/2024). Hingga Selasa sore, jumlah pengungsi erupsi Gunung Lewotobi Laki-laki mencapai 5.057 jiwa.




(iws/dpw)

Hide Ads