Kapolresta Kupang Kombes Rishian Krisna dicopot setelah diperiksa terkait dugaan pemotongan dana pengamanan Pemilu menjadi salah satu berita paling menarik perhatian di lingkup Nusa Tenggara (Nusra). Diduga, Krisna memotong dana untuk anak buahnya lebih dari setengah dari seharusnya.
Berikutnya, berita Menteri Agama (Menag) Yaqut Cholil Qoumas berulang kali mengucapkan angka dua dalam sambutannya saat acara Pengukuhan Relawan Moderasi Beragama dan Deklarasi Pemilu Damai di Lapangan Sangkareang, Kota Mataram, Nusa Tenggara Barat (NTB), juga banyak dibaca.
Berita yang juga menarik perhatian pembaca detikBali, yakni belasan ekor sapi yang mati tersambar petir di Bima, NTB. Rekaman video yang menunjukkan sapi-sapi itu bergelimpangan viral di medsos.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Terakhir, ada peristiwa pria bakar diri di Kupang, Nusa Tenggara Timur (NTT), saat hendak diperiksa polisi. Pria berinisial NS itu disebut menyimpan enam pucuk senjata api (senpi) rakitan. Berikut rangkumannya.
1. Kapolresta Kupang Dicopot Seusai Diduga Sunat Dana Pemilu
Kapolresta Kupang Kota Kombes Rishian Krisna Budhiaswanto dicopot dari jabatannya. Namanya masuk dalam daftar perwira tinggi (pati) dan perwira menengah (pamen) yang dimutasi Kapolri Jenderal Listyo Sigit Prabowo, Kamis (28/12/2023).
Berdasarkan telegram rahasia (TR) Kapolri Nomor 2865/XII/KEP/2023 itu, Krisna dimutasi sebagai Pamen Yanma Polri. Sementara, jabatan Kapolresta Kupang diisi oleh AKBP Aldinan Manurung yang sebelumnya menjabat Wakapolresta.
"Ya benar, mutasi itu untuk penyegaran organisasi," ujar Kabid Humas Polda NTT Kombes Ariasandy kepada Kamis malam.
Ditanya soal pencopotan Krisna yang diduga terkait pemotongan anggaran Pemilu 2024 untuk anak buahnya, Ariasandy mengaku tidak mengetahuinya.
"Enggak tahu, kan enggak ada keterangan di TR dalam rangka pemeriksaan," ujar Ariasandy.
Sebelumnya, Krisna diperiksa oleh Pengamanan Internal (Paminal) Mabes Polri. Dia diduga menilap dana Operasi Mantap Brata 2023 terkait pengamanan Pemilu 2024 yang seharusnya diberikan kepada personel di lapangan.
Informasi yang diperoleh detikBali, Krisna diperiksa sejak Rabu (21/12/2023). Kabid Humas Polda NTT Kombes Ariasandi membenarkan pemeriksaan tersebut. Namun, namun dia enggan merinci proses pemeriksaan itu.
"Ya kaitannya mengenai dana Operasi Mantap Brata. Kita sama-sama tunggu saja bagaimana hasil (pemeriksaan) resminya nanti," kata Ariasandy kepada detikBali, Minggu (24/12/2023).
Sumber detikBali di internal kepolisian menyebut Rishian Krisna diduga memotong dana Operasi Mantap Brata untuk pengamanan Pemilu 2024. Seharusnya, personel Polresta Kupang Kota di lapangan mendapat honor Rp 5,8 juta, tapi yang mereka terima hanya Rp 2 juta.
"Itu untuk anggaran pengamanan Pemilu tahap pertama untuk 600 personel," ungkap sumber tersebut.
2. Menag Yaqut Berulang Kali Sebut Angka Dua
Menteri Agama (Menag) Yaqut Cholil Qoumas berulang kali mengucapkan angka dua dalam sambutannya saat acara Pengukuhan Relawan Moderasi Beragama dan Deklarasi Pemilu Damai di Lapangan Sangkareang, Kota Mataram, NTB, Selasa (26/12/2023). Pria yang akrab disapa Gus Yaqut itu juga mengimbau kepada para relawan untuk selalu berada di tengah-tengah.
Yaqut hampir lima kali menyinggung angka dua. Para peserta yang hadir tampak memberikan tepuk tangan saat dia mengulangi kalimat angka dua.
"Tadi sudah disampaikan oleh Pak Kakanwil maupun oleh Pak Sekda. Saya pendek saja saya hanya ingin menyampaikan dua hal. Saya hanya ingin menyampaikan dua hal," kata Gus Yaqut diikuti tepuk tangan oleh ribuan relawan moderasi beragama NTB yang hadir.
"Kok tepuk tangan? Saya belum ngomong, saya baru akan menyampaikan dua hal," sambung Gus Yaqut sembari tertawa ringan.
Dua hal yang dimaksud Gus Yaqut adalah penekanannya tentang tugas relawan moderasi beragama yang tidak mudah. Kedua, Gus Yaqut menyebut bahwa Indonesia membutuhkan pemimpin yang kuat. Ia pun berulang kali menekankan kepada relawan untuk selalu berada di tengah-tengah.
"Moderasi itu tidak mudah. Harus selalu berada dalam posisi di tengah, harus selalu di tengah. Tidak boleh ikut yang kiri, tidak boleh ikut yang kanan. Harus ada di tengah-tengah itu moderasi. Paham?" kata Yaqut.
"Apalagi relawan moderasi. Pasti tidak ada bayarannya, tidak ada gajinya tetapi harus berada di tengah mengikuti arahan pimpinan. Begitu ya?" imbuhnya.
Menurut Yaqut, saat ini ada dua kutub yang saling tarik menarik di Indonesia, yakni kutub ekstrem di satu sisi dan kutub liberal di sisi yang lain.
"Kita tidak boleh terlalu ekstrem, juga tidak boleh terlalu liberal. Kita harus sekali lagi berada di tengah-tengah. Yang menjadi moderasi antara dua kutub yang berbeda secara diametral," kata Yaqut.
"Dua hal ini yang ingin saya sampaikan, tidak lebih. Hanya dua," sambungnya.
3. Viral Belasan Sapi Mati Disambar Petir di Bima
Sebanyak 14 ekor sapi mati disambar petir di Kabupaten Bima, Nusa Tenggara Barat (NTB). Foto bangkai belasan ekor sapi itu viral di media sosial Facebook, Kamis malam (28/12/2023).
Unggahan akun Facebook @Rizky Cookcer menulis "14 disambar petir". Sontak, warganet ramai-ramai menanyakan lokasi kejadian. Pemilik akun Facebook itu menyebut lokasinya di Lenggo.
Kapolsek Sanggar Erick As'Ary membenarkan peristiwa matinya belasan sapi akibat disambar petir terjadi di wilayah hukumnya. Informasi itu dia dapatkan dari Bhabinkamtibmas Piong.
"Ya benar. Informasinya, diduga disambar petir," kata Erick.
Camat Sanggar, Ahmad, belum mengetahui informasi tersebut. Namun, dia memastikan Lenggo yang disebut-sebut sebagai lokasi 14 sapi tersambar petir itu merupakan bagian dari wilayah Desa Piong, Kecamatan Sanggar.
"Tadi wilayah Sanggar dan sekitarnya memang diguyur hujan intensitas ringan disertai petir," kata Ahmad saat dihubungi detikBali.
4. Pria Bakar Diri Saat Hendak Diperiksa Polisi
Warga Kecamatan Alak, Kota Kupang, Nusa Tenggara Timur (NTT), berinisial NS nekat bakar diri saat polisi hendak menggeledah rumahnya. Pria berusia 40 tahun itu disebut menyimpan enam pucuk senjata api (senpi) rakitan di dalam rumahnya.
"Ya, NS melakukan percobaan bunuh diri dengan cara membakar tubuhnya karena ketahuan memiliki enam pucuk senpi rakitan, saat kami menggeledah rumahnya," ujar Kapolsek Alak Kompol Edy kepada detikBali, Kamis (28/12/2023).
Edy menjelaskan kejadian itu bermula saat polisi menerima informasi terkait kepemilikan senjata itu. Polisi lalu mendatangi rumah NS.
Tiba di sana, polisi mencoba bernegosiasi dengan NS. Namun, NS menolak dan tidak mau untuk keluar dari dalam rumahnya.
Beberapa saat kemudian, asap keluar dari rumah NS sehingga polisi langsung mendobrak pintu rumah dan mendapati NS dalam kondisi terbakar pada Senin (25/12/2023). Polisi langsung memadamkan api dan membawa NS ke rumah sakit Bhayangkara (RSB) Titus Uly Kupang.
Selanjutnya, polisi memeriksa rumah NS dan menemukan lima pucuk senpi rakitan. Sementara satu senpi lainnya sebelumnya telah diamankan oleh seorang saksi bernama Melkianus pada Jumat (22/12/2023).
Saat itu, Melkianus mencurigai karena seorang warga kehilangan karpet. Atas dasar itu, Melkianus menggeledah rumah NS dan menemukan satu pucuk senpi rakitan. Seusai itu, Melkianus langsung melaporkan kepada ketua RT setempat.
"Saat ini sejumlah saksi sudah diperiksa, sedangkan NS belum bisa dimintai keterangan sebab sedang menjalani perawatan medis di RSB Titus Uly Kupang karena mengalami luka bakar yang cukup serius," tutur Edy.
Disclaimer: Informasi di atas tidak ditujukan untuk menginspirasi siapapun melakukan tindakan serupa. Bila Anda merasakan gejala depresi dengan kecenderungan berupa pemikiran untuk bunuh diri, segera konsultasikan persoalan Anda ke pihak-pihak yang dapat membantu, seperti psikolog, psikiater, ataupun klinik kesehatan mental terdekat.
Simak Video 'Kapolri Ungkap Kasus Korupsi di 2023, Kerugian Negara Rp 3,6 Triliun':
(hsa/gsp)