Sikka

Warga Patungan Bangun Gedung SMA Negeri Berujung Disegel Kontraktor

Ambrosius Ardin - detikBali
Kamis, 07 Sep 2023 19:14 WIB
Foto: Ilustrasi sekolah (Getty Images/iStockphoto/smolaw11)
Manggarai Barat -

Gedung SMA Negeri (SMAN) Kangae di Kabupaten Sikka, Nusa Tenggara Timur (NTT), yang sudah ada aktivitas belajar mengajarnya sempat disegel oleh kontraktor yang membangun gedung sekolah tersebut. Penyegelan dilakukan oleh kontraktor bernama Agustinus Nana Beria pada 4 September 2023.

Agus menyegel gedung sekolah tersebut karena panitia pembangunan gedung sekolah tersebut menunggak utang sebesar Rp131 juta. Ia baru menerima pembayaran sebesar Rp 56 juta.

"Totalnya Rp 187 juta, mereka sudah mencicil Rp 56 juta maka sisa Rp 131 juta," kata Agus, Kamis (7/9/2023).

Ia mengatakan anggaran Rp 187 juta itu untuk pembangunan tujuh ruang kelas, satu kantor sekolah, dan toilet. Gedung sekolah yang dibangunnya itu adalah gedung darurat sebelum nantinya pemerintah membangun gedung permanen.

Agus mengaku hanya menyegel satu ruang kelas dari sekolah tersebut agar aktivitas belajar mengajar tetap berjalan. Penyegelan itu, kata dia, sebagai aksi simbolik agar panitia segera melunasi pembayaran pembangunan gedung sekolah tersebut.

"Saya hanya segel satu ruangan tapi tidak mengganggu proses belajar mengajar," ujarnya.

Namun, Agus mengaku sudah mencabut penyegelan itu pada 6 September 2023 setelah ada negosiasi oleh anggota DPRD Provinsi NTT yang datang menemuinya. Ia juga mencabut penyegelan itu karena kasus utang-piutangnya dengan panitia pembangunan gedung sekolah itu sudah ditangani Polisi.

Polisi memediasi mereka hari ini. Agus sebelumnya melapor ke polisi pada hari ia menyegel sekolah tersebut.

Agus berharap ada kesepakatan di kepolisian bahwa panitia akan melunasi pembayaran pembangunan gedung sekolah tersebut. Jika mentok, Ia berjanji tidak lagi menyegel gedung sekolah, tapi melanjutkan proses hukum.

"Kalau tidak membayar sesuai kesepakatan (dimediasi polisi hari ini), terpaksa ambil jalur hukum, tapi tidak dilakukan penyegelan lagi agar tidak menggangu aktivitas belajar mengajar," tegas Agus.

Ia menjelaskan pembangunan gedung darurat itu sebagai syarat sekolah tersebut bisa mendapatkan akreditasi dan selanjutnya dibangunkan gedung permanen oleh Pemerintah Provinsi NTT. Agus memulai pembangunan gedung sekolah itu pada Desember 2021. Selama dua bulan sebelumnya dia menyelesaikan pembuatan meja dan kursi untuk sekolah tersebut. Untuk biaya pembuatan meja dan kursi ini sudah dilunasi oleh pihak sekolah, tidak termasuk dalam anggaran panitia pembangunan gedung sekolah tersebut.

Sebelum membangun gedung sekolah itu, Agus sudah menjalin kesepakatan dengan panitia, Camat Kangae dan Kepala Sekolah bahwa pembayarannya diangsur selama dua tahun sejak dimulainya pembangunan gedung sekolah itu. Ketua panitia adalah sekretaris Camat setempat dan Camatnya sebagai penanggung jawab umum dalam kepanitiaan itu.

"Kesepakatannya saya bersedia membangun dan mereka membayar kepada saya selama dua tahun," ujar Agusnya.

Sejak awal pembangunan gedung itu, pembayaran angsuran tidak lancar, namun Agus tetap melanjutkan pembangunan gedung sekolah tersebut hingga selesai, dan pada Mei 2022 sekolah tersebut dinyatakan terakreditasi.

Pembayaran angsuran tersendat di halaman selanjutnya



Simak Video "Video: Apa Bedanya Sekolah Rakyat, Sekolah Unggul Garuda, Sekolah Negeri?"

(hsa/nor)
Berita Terkait
Berita detikcom Lainnya
Berita Terpopuler

Video

Foto

detikNetwork