Denpasar - Setelah 62 tahun vakum, ritual sakral Nyenuk digelar lagi di Puri Agung Jro Kuta, Denpasar, sebagai rangkaian jelang penutupan Karya Padudusan Agung.
Foto Bali
7 Momen Sakral Ritual Nyenuk Digelar Lagi di Denpasar Setelah 62 Tahun

Para tamu disambut dua topeng Sidakarya di Puri Agung Jro Kuta dengan lawakan berbahasa Bali, Sabtu (11/10/2025). (Aryo Mahendro/detikBali).
Iring-iringan pemedek dalam ritual Nyenuk di Puri Agung Jro Kuta, Denpasar, Sabtu (11/10/2025). (Aryo Mahendro/detikBali).
Terlihat ribuan krama Bali keluar dengan menggunakan pakaian adat dan membawa aneka banten, senjata nawa sanga, panca dewata, baleganjur, tambur, seserahan hasil bumi, hewan (bebek), hingga membentangkan kain warna orange sepanjang kurang lebih 15 meter. (Ahmad Firizqi/detikBali).
Dari sekian ribu krama Bali yang berpakaian adat Bali berwarna putih, ada juga yang menggunakan pakaian adat Bali berwarna merah, kuning, hitam dan tridatu (tiga warna), warna yang menjadi simbol keagungan umat Hindu Bali. (Ahmad Firizqi/detikBali).
Dua anak laki-laki dan anak perempuan yang disebut Bungan Jaje Jegeg Bagus ikut ditandu mengitari rute arak-arakan, Sabtu (11/10/2025). (Ahmad Firizqi/detikBali).
Iring-iringan pemedek dalam ritual Nyenuk membawa tombak, umbul-umbul, dan gamelan baleganjur berangkat dari Puri Agung Jro Kuta berada di barisan paling depan, Sabtu (11/10/2025). (Aryo Mahendro/detikBali).
Dalam ritual Nyenuk itu memakai pakaian adat lima warna. Warna itu adalah empat arah mata angin yang dilambangkan warna hitam, merah, kuning, serta putih, dan para tamu gabungan dari tengah. (Aryo Mahendro/detikBali).