Mengenal Tarian Kosu, Tradisi Pernikahan Suku Amarasi NTT

Mengenal Tarian Kosu, Tradisi Pernikahan Suku Amarasi NTT

Anastasya Evlynda Berek - detikBali
Rabu, 06 Sep 2023 23:00 WIB
Tarian Kosu merupakan tarian yang berasal dari suku Amarasi, Kabupaten Kupang, NTT. (Dok. Anastasya Evlynda Berek)
Foto: Tarian Kosu merupakan tarian yang berasal dari suku Amarasi, Kabupaten Kupang, NTT. (Dok. Anastasya Evlynda Berek)
Kupang -

Kaya akan keindahan budaya dan tradisi, Kecamatan Amarasi, Kabupaten Kupang, Nusa Tenggara Timur (NTT), menjadi sorotan berkat tarian tradisional, yaitu Tarian Kosu. Tarian ini tidak hanya mencerminkan warisan budaya yang kaya, tetapi juga mengajak kita untuk memahami kedalaman makna dan nilai yang tertanam dalam tarian ini.

Simak informasi mengenai sejarah, makna, hingga musik pengiring Tarian Kosu yang dikutip dari berbagai sumber.

Sejarah

Tarian Kosu merupakan tarian yang berasal dari suku Amarasi, Kabupaten Kupang, NTT. Tarian ini telah diwariskan dari generasi ke generasi dan menjadi bagian penting dari kehidupan dan acara adat masyarakat Amarasi, seperti pernikahan.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Makna Tarian dan Musik Pengiring

Kosu merupakan tarian dengan ciri khas menari berdiri di tempat dengan menggerakkan tangan mengikuti alunan musik dalam suatu acara pernikahan. Para penari yang terlibat merupakan keluarga dari mempelai.

Para tamu akan memberikan saweran kepada kedua mempelai dengan cara menyelipkan ke saku mempelai laki-laki. Selain itu, para tamu juga menyelipkan uang dengan menggunakan lidi dan menusukkan pada mahkota atau sanggul kepala mempelai perempuan sambil terus menari.

ADVERTISEMENT

Hal tersebut merupakan simbol bahwa keluarga mendukung kedua mempelai dengan membekali mereka untuk memulai rumah tangga yang baru.
Iringan musik dan syair dalam lagu tarian kosu dengan judul 'Bife Noni karya Ipu Naisanu' ini memiliki makna yang sendu, menggambarkan kesedihan, kebahagiaan, dan turut mendoakan serta memberikan restu orang tua yang akan melepas anak perempuan mereka untuk hidup baru bersama suaminya

Melalui pemahaman yang mendalam tentang adat istiadat, seni, dan kehidupan masyarakat Amarasi, kita dapat menghargai keberagaman budaya Indonesia dan penting bagi kita untuk mendukung upaya pelestarian budaya ini agar warisan budaya ini tetap hidup dan terus terjaga untuk generasi mendatang.

Artikel ini ditulis oleh Anastasya Evlynda Berek peserta Program Magang Bersertifikat Kampus Merdeka di detikcom.




(nor/nor)

Hide Ads