Sempat Nonton TV dengan Ibu, Pria di Lombok Ditemukan Tewas Gantung Diri

Ilustrasi bunuh diri. Foto: Dok.detikcom

Lombok Timur -

Informasi berikut ini tidak ditujukan untuk menginspirasi siapapun melakukan tindakan serupa. Bila Anda merasakan gejala depresi dengan kecenderungan berupa pemikiran untuk bunuh diri, segera konsultasikan persoalan Anda ke pihak-pihak yang dapat membantu, seperti psikolog, psikiater, ataupun klinik kesehatan mental.

Seorang laki-laki, AK, asal Desa Tetebatu, Kecamatan Sikur, Lombok Timur, Nusa Tenggara Timur (NTB), ditemukan tewas tergantung di dalam kamarnya. Pria berusia 25 tahun itu ditemukan tewas tergantung pada pukul 16.40 Wita, Selasa (29/8/2023), oleh ibunya, Sukran, dan bibinya, Nurhayati.

Kepala Seksi (Kasi) Humas Polres Lombok Timur Iptu Nicolas Oesman mengatakan sebelum ditemukan tewas tergantung AK sempat menonton televisi bersama Sukran. "Selesai salat Ashar, mereka duduk menonton di ruang keluarga," katanya, Rabu (30/8/2023).

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

AK kemudian menuju rumahnya yang berjarak lima meter dari rumah Sukran. Adapun, perempuan berusia 60 tahun itu pergi ke sawah.

Berselang 10 menit kemudian, Sukran dan Nurhayati mampir ke rumah AK. "Mereka ingin bertanya pada korban (AK) terkait tembakau pesanan bapaknya," tutur Nicholas.

Nurhayati masuk ke kamar AK. Saat itu, bibi AK terkejut melihat keponakannya dalam keadaan tergantung di plafon rumah.

"Kedua saksi, ibu dan bibi korban, langsung meminta tolong masyarakat sekitar untuk menurunkan korban," kata Nicholas.

Setelah dilakukan olah tempat kejadian perkara (TKP) oleh Polsek Sikur dan meminta keterangan sejumlah saksi, Nicholas melanjutkan, diketahui bahwa sejak usia 15 tahun AK sudah mengalami gangguan kejiwaan. Pria itu sudah dibawa ke rumah sakit jiwa untuk berobat sebanyak tiga kali oleh keluarga.

"Hasil pemeriksaan dari identifikasi tubuh korban bagian luar tidak ditemukan tanda-tanda kekerasan. Ditemukan bekas jeratan membentuk huruf V pada leher korban," kata Nicholas.

Nicholas menambahkan keluarga AK menerima kejadian ini sebagai musibah. Mereka menolak dilakukan visum maupun autopsi dengan membuat surat pernyataan penolakan autopsi.