Teror Anjing Rabies di TTS, Korban Gigitan Bertambah Jadi 46 Orang

Teror Anjing Rabies di TTS, Korban Gigitan Bertambah Jadi 46 Orang

Yufen Bria - detikBali
Rabu, 31 Mei 2023 15:44 WIB
Kepala Bidang Keswan dan Kesmavet Dinas Peternakan NTT Melky Angsar saat diwawancarai detikBali di ruang kerjanya, Rabu (31/5/2023).
Foto: Kepala Bidang Keswan dan Kesmavet Dinas Peternakan NTT Melky Angsar saat diwawancarai detikBali di ruang kerjanya, Rabu (31/5/2023). Yufen Bria/detikBali
Kupang -

Korban gigitan anjing rabies di Desa Fenun, Kecamatan Amanatun Selatan, Timor Tengah Selatan, Nusa Tenggara Timur (NTT) terus bertambah. Total, kini sudah 46 orang digigit. Namun, yang mendapatkan vaksin antirabies (VAR) baru 18 orang.

"Data kemarin sore itu sudah 46 orang yang kena gigit anjing. Sedangkan korban yang mendapatkan vaksin antirabies baru 18 orang," ujar Kepala Bidang Keswan dan Kesmavet Dinas Peternakan NTT Melky Angsar saat diwawancarai detikBali di ruang kerjanya, Rabu (31/5/2023).

Ia menyebut penyebaran rabies dari Kecamatan Amanatun Selatan sudah sampai ke delapan kecamatan lain. Di antaranya Kualin, Kolbano, Kie, Amanuban Barat, Kuatnana, Amanuban Tengah, Amanuban Selatan, dan Amanuban Timur.

"Sudah 9 kecamatan yang tersebar rabies, kalau Amanuban Timur sudah berbatasan dengan Kabupaten Timor Tengah Utara lalu Kolbano juga sudah dekat Kabupaten Malaka sehingga bisa terancam menular kes ana," katanya.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Ia menerangkan Pemerintah Kabupaten TTS dan Provinsi NTT sudah membentuk satuan tugas untuk penanganan rabies dengan melibatkan sejumlah instansi pemerintahan, TNI, dan Polri.

"Kami sudah sepakat bentuk satuan tugas supaya masing-masing ambil peran karena masyarakat kami suruh ikat anjing itu pekerjaan yang sepele tapi tidak mau ikat anjingnya," terangnya.

Soal eliminasi, ia mengimbau dilakukan secara selektif. Namun, belum ada rencana dari Dinas Peternakan NTT. Maka, diminta masyarakat sendiri yang melakukan eliminasi.

ADVERTISEMENT

"Kami di dinas tidak mau lakukan eliminasi karena sangat berisiko juga terhadap petugas sehingga kami harapkan masyarakat yang swadaya," tandasnya.




(hsa/hsa)

Hide Ads