Bayi laki-laki berusia 33 hari menjalani operasi di Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) WZ Johannes Kupang, Nusa Tenggara Timur (NTT), Kamis (25/5/2023). Bayi itu dioperasi lantaran terdapat janin di dalam perutnya.
Wakil Direktur Pelayanan RSUD WZ Johannes Kupang Stef Soka menuturkan kondisi bayi saat ini masih lemah. Meski begitu, hemodinamik atau dinamika aliran darah bayi tersebut masih stabil.
"Kondisinya masih lemah, namun luka operasinya terawat baik. Hanya memang kondisi gerakan usus belum stabil," ungkap Soka dalam keterangannya, Sabtu (27/5/2023).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Ia menyebut baru kali ini menangani kasus janin di dalam perut bayi, setidaknya dalam 10 tahun terakhir. Hal itu di luar kasus bayi kembar siam dan sejenisnya. "Selama 10 tahun terakhir, ini baru terjadi lagi," kata Soka
Ia menjelaskan jenis kelamin janin yang ada di dalam perut bayi itu belum bisa dipastikan. Sebab, perlu dilakukan pemeriksaan secara lebih detail.
"Sesuai hasil observasi secara kasat mata, jenis kelaminnya belum bisa dipastikan secara jelas apakah perempuan atau laki-laki," katanya.
Diketahui, orang tua bayi tersebut berasal dari Kabupaten Rote Ndao. Bayi laki-laki itu dilahirkan secara caesar pada 18 April lalu. Sementara itu, janin di dalam perut bayi baru diketahui saat berusia 28 hari.
Awalnya, ditemukan benjolan yang mengakibatkan sang bayi kesulitan untuk buang air besar. Tim medis sempat mendiagnosis benjolan di dalam perut bayi tersebut adalah tumor.
"Namun setelah diperiksa lebih lanjut, hasil USG menunjukkan ada bentukan tulang belakang dan organ gerak menyerupai kaki dan tangan," jelasnya.
Tim dokter menyimpulkan bahwa janin di dalam perut bayi itu ialah fetus in fetu. Kelainan janin langka itu terjadi saat proses embrio di dalam kandungan ibu selama sembilan bulan.
"Setelah proses perkembangan janin tumbuh di dalam perut bayi yang dikandung. Dengan berjalannya waktu, janin tersebut tidak mendapat aliran darah dan nutrisi makanan sehingga kondisi janin tidak berkembang secara sehat akan mati," ungkapnya.
Menurut Soka, kondisi bayi sangat optimal menjadi dasar bagi tim dokter untuk melakukan operasi pengangkatan janin di dalam perut bayi itu. Proses operasi berlangsung sekitar empat jam. Kini, kondisi bayi tersebut dalam pemantauan intensif selama tiga sampai lima hari ke depan.
(iws/iws)