Embung Oelomin di Dusun 03, Desa Oelomin, Kecamatan Nekamese, Kabupaten Kupang, Nusa Tenggara Timur (NTT), menjadi spot wisata yang ramai dikunjungi. Lokasinya hanya dua kilometer dari pusat kota dengan waktu tempuh kurang lebih 20 menit.
Berdasarkan pantauan detikBali, tidak kurang dari 30 orang datang ke Embung Oelomin untuk bersantai bersama keluarga pada Minggu (14/5/2023) sore. Ada yang berswafoto, ada yang bermesraaan bersama kekasih.
Meski jadi tempat yang unik, pengunjung disarankan untuk berhati-hati karena akses masuk masih dipenuhi bebatuan. Meski demikian, pengunjung dijamin puas ketika berada di lokasi. Pemandangan yang tersaji sangat menawan dengan udara dingin nan segar.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Di atas embung menjulang bukit penuh rerumputan hijau yang bisa dijadikan tempat bersantai. Kondisi air di dalam embung pun tampak jernih.
Salah satu pengunjung, Sury Amekan mengaku sangat puas. Ia dan beberapa rekannya rela datang untuk sekadar berfoto dan menikmati suasana yang menyegarkan.
"Di sini sangat indah, makanya saya ajak teman-teman untuk datang refresing. Saya puas sekali dengan pemandangannya," ujar mahasiswa Universita Nusa Cendana itu kepada detikBali, Minggu (14/5/2023) sore.
Sury mengaku baru pertama kali mendatangi wisata tersebut. Ia berharap agar Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Kupang segera membangun akses jalan yang lebih baik. Demikian juga membangun tempat duduk dan menatanya dengan baik.
"Kalau bisa, kondisi jalannya segera diperbaiki untuk memudahkan akses pengunjung. Kalau banyak pengunjung (yang datang) maka pemasukan ke desa juga banyak," ungkapnya.
Kepala Desa Oelomin Yeheskial Ablelo menjelaskan penataan embung dan akses jalan masuk sudah dibicarakan dalam Musyawarah Dusun (Musdus) dan Musyawarah Desa (Musdes). "Saat Musdus dan Musdes itu sudah adakan pendekatan dengan pemilik lahan agar lokasinya kami bisa tata lalu kelola dengan baik. Dan sudah ada persetujuan," jelasnya.
Embung Oelomin ini banyak dikunjungi berbagai kalangan, mulai dari mahasiswa, komunitas, hingga keluarga yang berasal dari Kota Kupang dan Kabupaten Kupang.
"Setiap hari tidak sepi. Ini satu peluang untuk kami di sini. Kalau ditata dan jadi tempat wisata yang bagus maka masyarakat bisa menambah ekonominya seperti berjualan," tandasnya.
(efr/hsa)