Harga garam lokal di Kota Mataram, Nusa Tenggara Barat (NTB), melambung. Kenaikan harga garam terjadi sejak perayaan Idul Fitri 2023.
Kharani (45), seorang ibu rumah tangga, mengeklaim membeli garam seharga Rp 15 ribu per kilogram. Bahkan, pada saat perayaan Lebaran harganya sempat menyentuh Rp 20 ribu per kilogram.
"Biasanya, kami beli (garam lokal) Rp 7.000 per kilogram. Sekarang sudah naik," ujarnya kepada detikBali, Selasa (9/5/2023).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Memang, konsumsi garam tidak sebanyak konsumsi bahan pangan lainnya. Menurut Kharani, satu kilogram garam bisa digunakan selama tiga pekan.
Pun demikian, dia mengaku tetap mengerem konsumsi garam setelah kenaikan harga, karena ia harus menghidupi empat orang anak-anak.
"Kami kurangi. Sekarang kalau beli (garam) cuma Rp 5.000. Bergantung kebutuhan. Ya, semoga (garam) bisa turun hargalah. Jangan naik sampai dua kali lipatlah," terang Kharani.
Kepala Dinas Perdagangan NTB Baiq Nelly Yuniarti menuturkan harga garam lokal merangkak naik akibat cuaca yang tidak menentu di wilayahnya. Namun, kenaikan harga, dia menyiratkan masih wajar di kisaran Rp 10 ribu per kilogram.
"Artinya, harga naik ini kan buat petani garam sedikit tersenyum," imbuh Nelly.
Selain itu, ia mengingatkan masyarakat untuk tidak mengkonsumsi terlalu banyak garam. "Jangan terlalu banyak makan garam," lanjutnya.
Walaupun, ia menilai kenaikan harga garam tidak memengaruhi daya beli masyarakat NTB. Sebab, ia melanjutkan satu kilogram garam bisa digunakan dalam jangka waktu cukup lama.
"Jadi, ini ada yang membandingkan harga garam dengan beras, ya tidak apple to apple lah," jelas Nelly.
(BIR/BIR)