Wakil Gubernur Bali Tjokorda Oka Artha Ardana Sukawati atau Cok Ace menjawab permintaan Ketua Umum PDIP Megawati Soekarnoputri untuk menyetop pembangunan hotel. Menurut Cok Ace, ide mengerem laju pembangunan hotel sudah dipikirkan sejak dahulu.
"Ya, sebenarnya, Bali dari dulu sudah mengarah ke sana (mengerem laju pembangunan hotel). Masalahnya, dari pemerintah pusat. Kami masih koordinasi dengan pemerintah pusat," ujarnya ditemui di kantor Gubernur Bali, Selasa (9/5/2023).
Malah, Cok Ace mengaku ingin sekali duduk bersama berdiskusi mengenai jumlah, kapasitas, dan tingkat keterisian (okupansi) hotel-hotel di Bali. Tujuannya, guna menentukan pembangunan hotel di Bali dihentikan dalam jangka waktu tertentu.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Dengan begitu, lanjutnya, penyesuaian antara kebutuhan kamar hotel dengan jumlah wisatawan yang berkunjung menjadi seimbang. Apalagi, wacana pembatasan kuota akan diberlakukan, dampak dari polah tingkah turis asing yang nyeleneh.
"Kami sudah mengusulkan moratorium (dengan pemerintah pusat), untuk kami menganalisis berapa sebenarnya carrying capacity (kapasitas tampung) di Bali. Kami tidak hanya melihat keinginan wisata di Bali, tapi juga melihat infrastrukturnya," terang Cok Ace.
Berdasarkan catatannya, sebanyak 140 ribu lebih hotel sudah berdiri di Bali. Mulai dari hotel budget hingga hotel mewah yang dipatok belasan juta rupiah per malam.
Dari sana, kata Cok Ace, akan dilihat hotel di kategori mana yang sudah terisi penuh. Apabila yang murah sering terisi, maka bisa jadi akan ada instruksi bagi pelaku usaha pariwisata untuk tidak lagi membangun hotel murah.
Sebelumnya, Megawati mengusulkan agar para investor berhenti membangun hotel di Bali. Terutama, jaringan hotel yang dikelola oleh satu entitas atau perusahaan. "Sudah, berhenti bikin hotel-hotel. Saya mau rakyat Bali sejahtera dan makmur seperti yang saya lihat waktu kecil," imbuhnya.
Lagipula, ia menyebut pembangunan hotel-hotel di Bali hanya akan menguntungkan masyarakat kalangan menengah dan atas saja. Lebih jauh, mantan presiden ke-5 itu berpandangan hotel yang melimpah ruah hanya akan mendatangkan lebih banyak turis yang mengancam kearifan lokal di Bali.
(BIR/BIR)