Vera Ulfaturrahmah tak lagi was-was saat melihat anaknya, Ihsan Alwan Maulana (23), kembali dengan selamat di Lombok. Ihsan menjadi korban perang tentara militer Sudan dan Paramiliter Rappid Support Forces (RSF).
Ia tak sanggup menahan air mata ketika bertemu Ihsan di Bandara Lombok, Senin (1/5/2023). Ishan sudah tiga tahun menuntut ilmu Tafsir Qur'an di Kota Khartoum, Sudan.
Warga Kecamatan Ampenan, Kota Mataram, itu akhirnya melepas pelukan hangat kepada putranya. "Setiap hari saya waswas dengan keadaan Ishan perang terjadi. Saya selalu mengkhawatirkan dia. Alhamdulillah akhirnya bisa pulang dengan selamat," kata Vera di samping Ihsan.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Vera mengatakan Ihsan berangkat 2019 lalu dan sempat mengambil kursus bahasa Arab di Sudan. "Sekarang dia sudah semester empat," kata Vera. Akibat perang ini, Ihsan harus menghentikan studinya.
Hendro Sayakti, bapak dari Ishan, mengaku mengeluarkan biaya sendiri untuk pendidikan putranya di Sudan.
"Biaya mandiri. Kami harap pemerintah dapat membantu mencarikan tempat studi yang aman dan dapat memberikan beasiswa untuk Ihsan," kata Hendro kepada detikBali.
"Sekarang kami ambil hikmahnya. Asalkan dia pulang dulu," ujar Hendro.
Ihsan, lanjut Hendro, sempat mengajukan beasiswa di Sudan. Namun, beberapa rekan Ihsan terkena tipu program beasiswa yang ada di Sudan.
"Menurut anak saya, susah juga di sana dapat beasiswa. Banyak yang ajukan beasiswa setelah sampai Sudan itu jadi PMI mereka," ujarnya.
Ihsan, katanya, berencana menuntut ilmu agama di dalam negeri, mengingat kondisi di Sudan tidak memungkinkan.
"Seperti kata hadits 'Tuntutlah ilmu sejak dari kandungan sampai liang lahat' Insya Allah akan mencari kampus yang sesuai minat di Indonesia," katanya.
Diberitakan sebelumnya, Sekretaris Daerah NTB Lalu Gita Ariadi mengatakan empat orang kloter pertama warga NTB korban perang Sudan tiba di Lombok diberangkatkan dari Bandara Soekarno Hatta Jakarta.
Keempat warga NTB tersebut di antaranya tiga orang perempuan bernama Wati asal Kecamatan Utan Sumbawa, Husniah dari Kecamatan Labuapi, Fitri Indayani dari Kecamatan Sekotong Lombok Barat dan satu orang mahasiswa dari Ampenan Kota Mataram Ihsan Alwan Maulana.
(efr/hsa)