Harap-harap Cemas Keluarga Iringi Evakuasi Mahasiswa RI dari Sudan

Round Up

Harap-harap Cemas Keluarga Iringi Evakuasi Mahasiswa RI dari Sudan

Tim detikBali - detikBali
Rabu, 26 Apr 2023 10:02 WIB
Kondisi mencekam di Sudan imbas perang saudara
Foto: Situasi mencekam imbas perang saudara di Sudan. (Dok Arya Kurniantoro, Presiden PPI Sudan/PPI Dunia)
Mataram -

Ratusan warga negara Indonesia (WNI) termasuk di antaranya mahasiswa akhirnya dievakuasi di tengah situasi mencekam yang menyelimuti Sudan. Keluarga pun harap-harap cemas menunggu di rumah.

Sebab, evakuasi butuh proses cukup panjang untuk bisa tiba kembali di Tanah Air.

Keluarga Waswas, Terus Berdoa

Human Balya waswas. Warga Desa Darek, Kecamatan Praya Barat Daya, Kabupaten Lombok Tengah, Nusa Tenggara Barat (NTB), ini selalu berupaya berkomunikasi dengan adiknya, Danial Alya, yang kini berada di Ibu Kota Sudan, Khartoum.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Umam, sapaan Human Balya, terakhir kali berkomunikasi dengan Danial Selasa (25/4/2023) dini hari. "Tadi tengah malam, infonya akan dibawa ke Port Sudan," tuturnya kepada detikBali, Selasa (25/4/2023).

Umam menjelaskan adiknya yang merupakan mahasiswa pascasarjana di International University of Africa (IUA) itu masih menunggu evakuasi dari Kementerian Luar Negeri (Kemenlu). Rencananya, warga negara Indonesia (WNI) di Sudan akan dievakuasi lebih dulu ke Port Sudan, lalu ke Jeddah, Arab Saudi.

ADVERTISEMENT

"Perlu waktu 14-15 jam dari Khartoum ke Port Sudan," tutur Umam seperti menirukan keterangan Danial.

Umam berharap agar evakuasi WNI, termasuk Danial, dari Sudan ke Jeddah berjalan lancar. Dari Jeddah, mereka akan dipulangkan ke Tanah Air. "Ya keluarga di rumah cuma bisa berdoa keselamatan Danial," tuturnya.

Danial kini masih berada di Khartoum. Dia masih menunggu giliran untuk dievakuasi oleh Kemenlu.

"Saya kebagian (evakuasi) gelombang hari ini," kata Danial kepada detikBali.

Jaringan Telekomunikasi Putus

Mahasiswa Indonesia di Sudan, Danial Alya, menuturkan perusahaan telekomunikasi memutus jaringan telekomunikasi di seluruh, Sudan. Pemutusan jaringan itu dilakukan sebelum Kementerian Luar Negeri (Kemenlu) mengevakuasi WNI dari Sudan pada Minggu (23/4/2023) dan Senin (24/4/2023).

"Sebelum dievakuasi, beberapa hari ini provider jaringan dimatikan di seluruh Sudan," kata mahasiswa asal Desa Darek, Praya Barat Daya, Kabupaten Lombok Tengah, Nusa Tenggara Barat (NTB), itu kepada detikBali, melalui WhatsApp, Selasa (25/4/2023).

Danial kini masih berada di Ibu Kota Sudan, Khartoum. Dia masih menunggu giliran untuk dievakuasi oleh Kemenlu.

"Saya kebagian gelombang (evakuasi) hari ini," kata pria berusia 33 tahun itu.

Lain lagi dengan Abdurrasyid. Mahasiswa Al-Qur'anul Kariim asal Malili, Kabupaten Luwu Timur, Sulawesi Selatan, itu sudah meninggalkan Khartoum sejak Senin siang.

Abdurrasyid meninggalkan Khartoum menuju Port Sudan bersama ratusan WNI lainnya dengan menggunakan bus. "Perjalanan 15 jam dari Ibu Kota Khartoum, Sudan," tuturnya.

Abdurrasyid menerangkan WNI yang sudah dievakuasi akan dibawa ke Jeddah, Arab Saudi, menggunakan pesawat. "Sesuai keterangan Ibu Menteri (Retno Marsudi) kami menunggu untuk dibawa ke Jeddah, Arab Saudi," ungkapnya.

Menurut Abdurrasyid, keadaan di Port Sudan jauh lebih baik dibandingkan situasi di Khartoum. "Keadaan di sini lumayan lebih baik," ujarnya.

Dua Jalur Menuju Jeddah

Abdurrasyid sendiri saat ini sudah berada di Port Sudan. Dia bersama puluhan mahasiswa lainnya akan dievakuasi melalui dua jalur menuju Jeddah Arab Saudi. Rasyid juga mengaku ada dua jalur proses evakuasi menuju Kota Jeddah Arab Saudi. Ada jalur darat dan jalur laut.

"Ya. Pakai jalur laut dan jalur udara ke Jeddah. Kami sudah di Pelabuhan Port Sudan setelah dievakuasi selama 15 jam dari Kota Khartoum melalui jalur darat Senin kemarin," pungkasnya.

Sejumlah mahasiswa yang terjebak perang meminta segera dievakuasi Kedutaan Besar Republik Indonesia (KBRI) ke lokasi yang lebih aman. Pasalnya perang senjata atau baku tembak antara tentara Sudan dan Paramiliter Rappid Support Forces (RSF) di Khartoum, ibu kota Sudan terus terjadi hingga Kamis (20/4/2023) siang waktu setempat.

524 WNI Dievakuasi

Pemerintah sudah mengevakuasi sebanyak 542 WNI pada tahap pertama evakuasi dari Sudan yang dilanda perang. Ratusan WNI itu dalam perjalan dari Sudan menuju Jeddah, Arab Saudi.

"Sebanyak 542 WNI sedang dalam perjalanan dari Port Sudan menuju Jeddah, Arab Saudi," kata Direktur Perlindungan WNI dan BHI Kemlu Judha Nugraha dilansir detikNews, Rabu (26/4/2023).

Judha mengemukakan Jeddah akan menjadi tempat singgah para WNI yang dievakuasi dari Sudan sebelum mereka diterbangkan ke Tanah Air.

Jumlah WNI yang dievakuasi pada tahap pertama diketahui bertambah dari 538 orang, menurut angka yang diumumkan Menlu Retno Marsudi pada Senin (24/4), menjadi 542 orang.

Judha menjelaskan bahwa tambahan angka tersebut adalah mahasiswa Indonesia yang bergabung dengan tim KBRI Khartoum dan WNI evakuasi lainnya di Port Sudan melalui jalur lain.

"Sementara itu evakuasi tahap kedua sedang dilaksanakan dari Khartoum ke Port Sudan," ujar dia.

Evakuasi WNI dari Sudan disebut Menlu Retno tidak mudah, karena dilakukan di tengah pertempuran yang masih terus berlangsung antara militer Sudan (SAF) dan paramiliter Pasukan Dukungan Cepat (RSF).




(hsa/gsp)

Hide Ads