Kementerian Luar Negeri mengevakuasi warga negara Indonesia (WNI) yang terjebak perang di Sudan. Mereka dievakuasi dari Ibu Kota Khartoum, Sudan, pada Minggu (23/4/2023) dan Senin (24/4/2023).
Salah satu WNI yang dievakuasi dari Khartoum adalah Abdurrasyid. Mahasiswa Al-Qur'anul Kariim asal Malili, Kabupaten Luwu Timur, Sulawesi Selatan, itu sudah meninggalkan Khartoum sejak Senin siang.
Abdurrasyid meninggalkan Khartoum menuju Port Sudan bersama ratusan WNI lainnya dengan menggunakan bus. "Perjalanan 15 jam dari Ibu Kota Khartoum, Sudan," tuturnya kepada detikBali melalui WhatsApp, Selasa (25/4/2023).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Abdurrasyid menerangkan WNI yang sudah dievakuasi akan dibawa ke Jeddah, Arab Saudi, menggunakan pesawat. "Sesuai keterangan Ibu Menteri (Retno Marsudi) kami menunggu untuk dibawa ke Jeddah, Arab Saudi," ungkapnya.
Menurut Abdurrasyid, keadaan di Port Sudan jauh lebih baik dibandingkan situasi di Khartoum. "Keadaan di sini lumayan lebih baik," ujarnya.
Pemerintah mengevakuasi 538 WNI dari Khartoum, Sudan, yang saat ini tengah dilanda pertempuran antara tentara Sudan dengan Rapid Support Forces (RSF) "Ini adalah evakuasi tahap satu yang dipimpin langsung oleh Dubes RI di Khartoum," kata Menteri Luar Negeri (Menlu) Retno LP Marsudi dalam pernyataan pers secara daring, Senin (24/4/2023).
Sebanyak 538 WNI yang dievakuasi itu terdiri atas 273 perempuan, 240 laki-laki, dan 25 balita. Retno mengungkapkan, WNI yang dievakuasi sebagian besar merupakan mahasiswa Indonesia dan pekerja migran Indonesia.
"Yang dievakuasi sebagian besar adalah mahasiswa Indonesia, pekerja migran Indonesia, karyawan perusahaan Indofood dan staf KBRI beserta keluarganya," tutur Retno.
(gsp/hsa)