Aipda Tonike Aprianto Lado (39), polisi yang tewas terlindas mobil di Jalan Pahlawan, Nunbau Delha, Alak, Kota Kupang, Nusa Tenggara Timur (NTT), dikenal sebagai orang yang baik hati dan polisi yang mengayomi masyarakat.
Kebaikan Toni Lado semasa hidup itu disaksikan oleh Marta Nainel, tetangga sekaligus warga Kelurahan Lasiana, Kelapa Lima, Kota Kupang. "Dia sangat baik, dengan kami saat susah maupun senang. Akan kami kenang dia sebagai polisi yang mengayomi," ungkap Marta histeris ditemui detikBali, Rabu (19/4/2023) malam.
Perempuan paruh baya itu meneteskan air mata mengingat Rabu pagi sebelum insiden tragis terjadi, pukul 06.30 Wita, Toni Lado sempat membeli sayur bayam dan sawi di lapak dagangannya.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Pagi itu, sebelum berangkat ke kantor, ia masih datang beli sayur di sini, yang tak jauh dari kediamannya," terang Marta mengenang.
Toni Lado juga dikenal seorang majelis Lingkungan Golgota 05 Gereja Masehi Injili di Timor (GMIT) Lahairoi Lasiana yang tak pernah lalai menjalankan tugasnya selaku pelayan gereja kepada jemaat.
"Ia (Toni Lado) majelis di sini, jabatannya penatua lingkungan. Jadi, setiap ibadah rumah tangga, dia tidak pernah tunda," jelasnya.
Seharusnya pukul 18.00 Wita, Rabu itu, Toni Lado dijadwalkan memimpin ibadah rumah tangga di rumah warga, Thobias Balan. Namun, ia harus mengantar sang ayah ke Pelabuhan Bolok untuk pulang ke kampung halaman, sehingga batal.
"Sebenarnya, dia punya jadwal pimpin ibadah. Namun, batal karena Toni Lado mau mengantar kembali bapaknya pulang ke Sabu Raijua," tutur Marta.
Emy Tanelab (46), tetangga lainnya, mengaku Toni Lado dekat dengan orang kecil. Ia selalu hadir saat orang kecil mendapat kedukaan maupun kesenangan, seperti pernikahan, baptis, wisuda, hingga kumpul keluarga untuk urusan adat.
"Almarhum ini selalu hadir dan loyal dalam membantu. Kami tidak habis pikir beliau harus meninggal dalam keadaan tragis," ucapnya.
Emy mendengar kabar kematian Toni Lado pada pukul 19.40 Wita. Saat itu ia tidak percaya, namun sebagian warga RT 30 mendatangi rumah tetangganya itu dan histeris.
"Saat warga berdatangan dan menangis sebut nama beliau, baru saya percaya kalau peristiwa itu benar-benar terjadi," imbuhnya.
Seperti Marta, Emy pun mengenang Toni Lado sebagai orang yang baik hati. Ia ingat betul ketika pandemi COVID-19, Toni lado keluar masuk rumah warga mengantarkan sembako. Ia juga kerap menyapa dan sopan kepada warga setempat.
"Aduh Tuhan, beliau sangat baik. Saat pandemi itu, kami dirumahkan. Jadi, beliau yang sering mengunjungi kami, mengantarkan sembako, dan selalu ingatkan kami untuk terapkan protokol kesehatan," kenang Emy.
Diketahui, Toni Lado meninggal dalam kecelakaan maut pada Rabu malam. Saat itu, ia mengendarai motor Yamah N-Max dari arah terminal Kupang menuju Nunbaun Delha.
Ia meninggalkan seorang istri dan dua anak-anak, perempuan dan laki-laki. Pantauan detikBali hingga Kamis (20/4/2023), pukul 01.50 Wita, jenazah datang dengan ambulans. Jenazah disambut histeris oleh warga dan pelayat.
(BIR/gsp)