Curhat Imam Katolik Sebelum Gantung Diri: Banyak Tak Menyenangi Saya

Manggarai

Curhat Imam Katolik Sebelum Gantung Diri: Banyak Tak Menyenangi Saya

Ambrosius Ardin - detikBali
Jumat, 17 Feb 2023 12:38 WIB
Ilustrasi
Ilustrasi bunuh diri. Foto: Dok.Detikcom
Manggarai - DISCLAIMER: Informasi berikut ini tidak ditujukan untuk menginspirasi siapa pun melakukan tindakan serupa. Bila Anda merasakan gejala depresi dengan kecenderungan berupa pemikiran untuk bunuh diri, segera konsultasikan persoalan Anda ke pihak-pihak yang dapat membantu, seperti psikolog, psikiater, ataupun klinik kesehatan mental.

Wakil Kepala Sekolah SMA St. Klaus Kuwu di Kabupaten Manggarai, Nusa Tenggara Timur (NTT) Nikolaus Taman mengungkapkan imam Katolik Keuskupan Ruteng Gregorius Transianus Syukur atau Romo Ansi memendam masalah sebelum gantung diri di kamarnya, Kamis (16/2/2023). Namun, Niko dan guru-guru lain di sana tak mengetahui persis masalah apa yang membebani imam Katolik yang juga Kepala SMA St. Klaus itu.

Niko mengungkapkan salah satu guru di sana bercerita kepadanya bahwa Romo Ansi pernah "curhat" bahwa banyak orang tak menyukai dirinya. Namun, Romo Ansi tak ceritakan detail masalahnya.

"Banyak orang tak menyenangi saya," ungkap Niko meniru ucapan Romo Ansi, Kamis (16/2/2023).

Romo Ansi berada dalam situasi sedang memendam masalah itu seminggu terakhir. Tepatnya sejak sebelum hari Valentine hingga hari-hari menjelang dia gantung diri.

"Satu minggu lalu, sebelum perayaan hari Valentine (sampai menjelang gantung diri), sempat juga secara spontan menyampaikan apa yang dialaminya. Lalu teman saya juga tidak berupaya untuk menggali lebih jauh apa sebenarnya masalah yang dialami. Tapi reaksi dari teman saya bilang 'dibawa santai saja Romo'," ungkap Niko.

Guru Bahasa Inggris ini mengatakan Romo Ansi tak pernah menceritakan detail beban hidup yang sedang dipikulnya dalam obrolan-obrolan lepas dengan mereka. Namun, dari ucapan spontan yang disampaikan Romo Ansi, kata Niko, mengindikasikan bahwa ada sesuatu yang menjadi beban.

"Kami sebagai bawahan juga agak segan meminta beliau sharing, paling-paling kami selalu membuka diri bila beliau mau ceritakan masalah apa saja," lanjut dia.

Karena tak menceritakan detail masalahnya, Niko dan guru-guru di sana tak tahu apakah itu masalah pribadi atau urusan sekolah yang membebani Romo Ansi. "Itu yang sulit untuk saya jelaskan. Tapi ada beban masalah yang berusaha dia sembunyikan," tegas Niko.

Sebelumnya, Romo Ansi ditemukan meninggal dunia dalam posisi gantung diri di jendela dekat pintu kamarnya, di asrama putra SMA Santu Klaus Kuwu, Kamis (16/2/2023) sekitar jam 06.50 Wita. Ia ditemukan oleh dua siswa sekolah tersebut, Paulus G. Panggur dan Isnoari G. Jadu saat hendak membangunkannya.

Hasil visum luar oleh dokter RSUD Ruteng, tak ada tanda-tanda kekerasan pada tubuhnya. Motifnya bertindak nekat mengakhiri hidupnya dengan cara gantung diri masih didalami oleh polisi.


(nor/irb)

Hide Ads