Alosia Marni, Kepala Desa Pruda, Kecamatan Waiblama, Kabupaten Sikka, Nusa Tenggara Timur (NTT), mengeluhkan uluran tangan pemerintah kabupaten (pemkab) terkait tidak hadirnya alat berat untuk membantu warga membersihkan material longsor yang menutupi badan jalan di wilayahnya.
Padahal, 2.232 jiwa di Desa Watumoning dan Desa Pruda terdampak bencana longsor yang terjadi pada Rabu (15/2/2023) itu. Bahkan, mereka sempat terisolasi hampir seharian.
Alosia mengaku beruntung karena jalan yang sempat terisolasi mulai terbuka. Meski hanya bisa dilalui sepeda motor dan mobil ukuran kecil. Itu pun tidak mudah dilalui lantaran masih banyak lumpur menggenang di badan jalan.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Belum (ada bantuan alat berat untuk membersihkan material longsor)," ujarnya, Kamis (16/2/2023).
Padahal, ia mengaku sudah berkoordinasi dengan Pemkab Sikka terkait bencana longsor di wilayahnya. Sayangnya, bantuan tak kunjung datang. "Sudah dari kemarin (koordinasi dengan Pemkab Sikka," tutur dia.
Walhasil, warga bahu membahu membersihkan material longsor. Itu pun belum benar-benar bersih. "Hanya motor dan mobil kecil saja yang bisa lewat. Truk belum bisa ya," jelas Alosia.
Diketahui, dua desa tersebut terisolasi sejak Selasa (14/2/2023) sore hingga Rabu (15/2/2023) akibat longsor yang menutupi badan jalan jalur Nangahale-Pruda di kilometer 20.
Di lokasi longsor itu terlihat tanah, kayu, bambu, hingga batu berukuran besar menutupi badan jalan.
(BIR/nor)