Banjir bandang yang menerjang empat desa di Kecamatan Sekotong, Lombok Barat, Nusa Tenggara Barat (NTB) pada pukul 04.00 Wita, Senin (13/2/2023) lalu, diduga akibat alih fungsi hutan menjadi ladang. Hal itu disampaikan oleh Kepala Bidang Kedaruratan dan Logistik Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Lombok Barat Hartono Ahmad.
Menurut Hartono, banjir bandang yang menerjang empat desa itu tidak hanya disebabkan tingginya curah hujan. "Banyak pohon besar sudah berkurang," katanya, Selasa (14/2/2023).
Menurut Hartono, air hujan yang datang dari kawasan perbukitan di empat desa di Sekotong itu tidak mampu ditahan karena beralihnya fungsi hutan menjadi ladang. Dampaknya, air yang datang dari pegunungan turun langsung ke perkampungan.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Sebanyak 5.220 orang di Desa Buwun Mas, Persiapan Pengantap, Sekotong Tengah, dan Desa Sekotong Barat terimbas banjir itu. Jumlah korban banjir di Desa Buwun Mas dan Desa Persiapan Pengantap mencapai 1.320 orang, Sekotong Tengah (3.600) dan Sekotong Barat (300).
"Jumlah total kurang lebih 5.220 jiwa, tapi sejauh ini tidak ada yang mengungsi," tutur Hartono.
Sebelumnya, banjir bandang terjadi di empat desa di Kecamatan Sekotong, Lombok Barat. Satu orang tewas akibat bencana tersebut. "Benar satu orang meninggal dunia atas nama Zahira (8) warga Dusun Sepi, Desa Buwun Mas," kata Kepala Pelaksana BPBD NTB Ruslan Abdul Gani, Senin (13/2/2023).
(gsp/bir)