Kasus Demam Berdarah Dengue (DBD) di 10 kabupaten kota di Nusa Tenggara Barat (NTB) tembus 386 kasus pada awal 2023. Kepala Seksi Pencegahan dan Penyakit Menular Dinas Kesehatan (Dinkes) NTB Zainul Arifin mengungkap kasus DBD di dua wilayah naik 100 persen.
"Ya (naik) dibandingkan tahun lalu, di bulan yang sama naik 100 persen di Bima dan Kota Bima. Kami prediksi naik sampai Maret. Karena puncaknya ada di Februari-Maret," kata Zainul, Rabu (1/2/2023).
Menurut Zainul jika dilihat dari kasus tahun lalu pada bulan yang sama dua wilayah tersebut alami kenaikan kasus DBD yang cukup tinggi. Bahkan secara teoritis semestinya Kota Bima dan Kabupaten Bima masuk kategori kejadian luar biasa (KLB).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Baca juga: 29 Warga 2 Kecamatan di Dompu Positif DBD |
![]() |
"Secara teoritis bisa masuk KLB karena sudah memenuhi dan masuk ke KLB. Angka kematian di sana kan sudah 12 orang. Di Kabupaten Bima 8 dan Kota Bima 4 kematian," bebernya.
Menurut Zainul, tingginya kasus kematian di dua daerah tersebut seharusnya menjadi perhatian serius pemerintah setempat. Karena, angka kematian kasus DBD tembus 12 jiwa.
"Satu nyawa yang meninggal saja sangat berat. Ini bukan soal nyawa. Tahun lalu rendah tahun ini tinggi. Satu saja nyawa meninggal harus menjadi perhatian kita semua," ujarnya.
Zainul menjelaskan pada dasarnya kasus DBD selalu terjadi di NTB sepanjang tahun. Namun, kasus DBD awal tahun ini alami kenaikan kasus signifikan.
"Ya jumlah total kasus DBD sepanjang tahun selalu ada. Kita bisa tahu kasus DBD itu paling rendah bulan Agustus walaupun tetap ada," ujarnya.
Zainul pun menjelaskan, penyebab kenaikan kasus DBD di NTB dipengaruhi oleh dua faktor. Yakni faktor kondisi lingkungan dan perilaku.
"Cuaca ini masuk ke faktor lingkungan, keduanya ini saling berkaitan. Hujan hilang hujan hilang potensi genangan air tinggi. Tapi, walaupun lingkungan kita bersih tapi perilaku tidak baik. Tetap akan terjadi juga," jelasnya.
Selain itu, sebut Zainul, pemberantasan nyamuk Aedes Aegypti yang bersarang di rumah itu mestinya harus dilakukan pengecekan secara rutin. Karena nyamuk Aedes Aegypti tidak akan bertelur di tempat yang kotor namun sebaliknya.
"Dia bersarang di tempat yang bersih. Nyamuk ini kan tidak mau begadang juga. Biasanya nyamuk ini gigit pada pukul 07.00-09.00. Biasanya juga di waktu sore antara pukul 15.00-17.00 Wita," tegasnya.
Zainul merinci temuan kasus DBD di 10 kabupaten kota di NTB antara lain:
1. Lombok Barat 47 kasus
2. Mataram 27 kasus
3. Lombok Tengah 21 kasus
4. Lombok Utara 54 kasus
5. Sumbawa Barat 39 kasus
6. Dompu 36 kasus
7. Bima 75 kasus
8. Kota Bima 87 kasus.
"Dua kabupaten Lombok Timur dan Sumbawa belum lapor kasus sampai hari ini," pungkasnya.
(nor/hsa)