Puluhan Rumah Rusak Diterjang Gelombang di Mataram, Warga Minta Pindah

Mataram

Puluhan Rumah Rusak Diterjang Gelombang di Mataram, Warga Minta Pindah

Ahmad Viqi - detikBali
Sabtu, 24 Des 2022 17:15 WIB
Kondisi rumah warga di Lingkungan Mapak Indah Kelurahan Jempong Baru rusak parah akibat hantaman gelombang pasang pada Sabtu (24/12/2022). Foto: Ahmad Viqi/detikBali.
Foto: Kondisi rumah warga di Lingkungan Mapak Indah Kelurahan Jempong Baru rusak parah akibat hantaman gelombang pasang pada Sabtu (24/12/2022). Foto: Ahmad Viqi/detikBali.
Mataram -

Sebanyak 20 rumah warga yang bermukim di Lingkungan Mapak Indah, Kelurahan Jempong Baru, Kecamatan Sekarbela, Kota Mataram, NTB rusak akibat gelombang pasang yang menerjang sejak Sabtu dini hari (24/12/2022). Dari 20 rumah rusak, 8 di antaranya rusak berat.

Menurut Kepala Lingkungan (Kaling) Mapak Indah Ahmad Zuhdi mengatakan, dari 20 rumah warga yang rusak akibat gelombang pasang yang menerjang di tepi Pantai Mapak Indah menyebabkan 28 kepala keluarga (KK) mengungsi ke rumah kerabatnya.

"Ada 28 KK dari 20 rumah rusak. Karena ada yang tinggal 2 KK dan 3 KK di dalam satu rumah," kata Zuhdi, Sabtu sore (24/12/2022) di Mataram.

Menurut Zuhdi bencana gelombang pasang di tepi Pantai Mapak Indah ini memang terjadi setiap akhir tahun. Namun, kejadian pada Sabtu (24/12/2022) dini hari menjadi peristiwa yang paling parah yang menyebabkan puluhan rumah rusak diterjang air laut.

"Kami minta kepada pemerintah Kota Mataram untuk segera memasang Jetty atau tanggul pemecah ombak di tepi pantai Mapak Indah. Kasihan warga selalu diterjang ombak setiap tahun," ungkap Zuhdi.

Untuk mengantisipasi adanya gelombang pasang susulan, pihaknya meminta bantuan material batu sebagai tanggul sementara. Batu-baru itu nanti ditata di pesisir pantai agar ombak tidak masuk ke pemukiman warga.

"Untuk sementara kita minta dipasangkan baru bronjong dulu untuk menahan ombak susulan kan," tambahnya.

Ada pun untuk kebutuhan sementara bagi warga yang terdampak kata Zuhdi, membutuhkan sumbangan sembako untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari. Pasalnya akibat gelombang pasang, puluhan warga yang berprofesi sebagai nelayan tidak bisa melaut.

"Kebutuhan sementara sembako dan batu bronjong. Kalau tidak iya bisa habis kampung ini oleh gelombang," tukas Zuhdi.

Warga Minta Pindah

Warga menyediakan secara pribadi bantu bronjongan untuk menahan ombak agar tidak masuk ke halaman rumah. (Ahmad Viqi/detikBali.)Warga menyediakan secara pribadi bantu bronjongan untuk menahan ombak agar tidak masuk ke halaman rumah. (Ahmad Viqi/detikBali.)



Terpisah, salah satu warga Lingkungan Mapak Indah Nahri (40) yang terdampak akibat gelombang pasang yang terjadi di sepanjang Pantai Mapak Indah meminta kepada pemerintah agar bisa segera pindah rumah dari tepi pantai.

Pasalnya, kata Nahri, rumah yang dia bangun dari hasil melaut senilai Rp 25 juta itu sebagian hanyut. Mulai dari bagian kamar tamu, dapur dan kamar mandi.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Coba lihat, kamar tamu, kamar mandi dan dapur habis terkikis oleh ombak tadi malam. Alhamdulillah barang-barang sudah kita selamatkan tadi malam," ujar Nahri.

Nahri pun meminta kepada pemerintah Wali kota Mataram agar bisa menyediakan lahan bagi warga yang bermukim di tepi pantai Mapak Indah untuk menghindari adanya gelombang pasang. "Kalau bisa ya pindah dari sini. Pemerintah bisa mencarikan kami lahan. Karena sebagian masyarakat di sini mau pindah juga," kata nelayan dua orang anak ini.

Dari pantauan detikBali, beberapa warga menimbun batu bronjongan di tepi Pantai Mapak Indah untuk menghadang adanya hantaman gelombang pasang. Warga menyediakan secara pribadi batu bronjongan untuk menahan ombak agar tidak masuk ke halaman rumah.

Selain itu, hingga Sabtu sore Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah Kota Mataram Mahfuddin Noer belum bisa dimintai keterangan berapa total rumah warga yang rusak akibat gelombang pasang. Baik di Kecamatan Ampenan dan Kecamatan Jempong Baru Kota Mataram.

Beberapa kali detikBali mengkonfirmasi Mahfuddin baik melalui pesan WhatsApp dan sambungan telepon belum juga mendapatkan respons.




(nor/hsa)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 

Hide Ads