Oktavianus Noni (31) yang hilang tiga hari saat berburu burung di hutan Golo Bongkok, Dusun Merombok, Desa Golo Bilas, Labuan Bajo, akhirnya ditemukan pada Senin (7/11/2022) sekitar pukul 17.30 Wita. Pria itu ditemukan dalam kondisi lemas oleh warga, beberapa saat setelah Tim SAR meninggalkan lokasi pencarian. Sebelumnya, keluarga korban juga sempat menggelar ritual ayam putih di hutan tersebut.
Informasi yang dihimpun detikBali, Oktavianus langsung dievakuasi ke RSUD Komodo. Tim SAR Basarnas Labuan Bajo juga sempat mengecek kondisi korban ke rumah sakit.
"Ditemukan jam setengah enam-an. Warga yang temukan," kata Kepala Pos SAR Basarnas Labuan Bajo, Edy Suryono, Senin malam.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Ia mengatakan, Oktavianus ditemukan warga dalam kondisi lemas di pondok kecil di tengah hutan. Pondok itu dibangun sendiri oleh Oktavianus. Ia tidur di pondok itu sejak Sabtu (5/11/2022).
"Ada semacam tikar di pondok," kata Edy.
![]() |
Oktavianus hilang di hutan yang berjarak sekitar 2 kilometer di belakang rumahnya, sejak Sabtu (5/11/2022) pagi. Pada Minggu, warga sempat mencari Oktavianus di lokasi dia berburu, tapi tak membuahkan hasil.
Keluarga Gelar Ritual Ayam Putih
Sebelum Oktavianus ditemukan dalam keadaan lemas di tengah hutan, keluarga sempat menggelar ritual adat menggunakan sarana seekor ayam putih. Pada pukul 17.00 Wita, keluarga dan sejumlah warga pun berangkat ke tengah hutan.
Keluarga awalnya meyakini Oktavianus disembunyikan oleh makhluk penguasa hutan tempat dia berburu burung. Ritual tersebut dilakukan untuk meminta penguasa hutan melepaskan Oktavianus. Seekor ayam putih digunakan sebagai perantara komunikasi dengan makhluk penguasa hutan tersebut.
"Ini termasuk bagian dari adat juga," tutur salah satu keluarga korban, Frans Dugis.
Menurut Frans, keluarga Oktavianus di Pota sempat kemasukan roh ibunya yang meminta dibuatkan ritual menggunakan ayam putih sebagai perantara.
"Dia bilang harus cari ayam putih untuk buat adat yang sakral. Memang seperti itulah arahannya. Ini yang ngomong roh ini harus bikin acara adat di situ (hutan) dengan ayam putih," jelas Frans.
(iws/dpra)