Seorang perempuan inisial SW (39) dibunuh oleh iparnya inisial M (33) di sebuah pondokan yang tak jauh dari kediamannya di Dusun Betumping, Desa Sokong, Kecamatan Tanjung, Kabupaten Lombok Utara, NTB, Sabtu (8/10/2022). Insiden pembunuhan berawal ketika korban malam-malam datang ke rumah pelaku.
Lantas, bagaimana koronologis pembunuhan tersebut?
"Korban dibunuh oleh M. Pelaku M ini adalah ipar korban. Jadi, istri pelaku adalah saudara dari korban SW," ungkap Kasat Reskrim Polres Lombok Utara, Akp I Made Sukadana, Sabtu sore.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Korban ditemukan meninggal dunia oleh putrinya RA dan keponakan korban inisial SA. Anak korban pun kaget dan pingsan ketika mendapati ibunya terkapar tak bernyawa. Sebelum itu, RA ternyata sempat ziarah ke makam almarhum ayahnya atau suami dari korban.
"Jadi putri korban dan keponakan korban ini sempat melakukan ziarah ke makam almarhum bapaknya RA (suami korban) yang berjarak 10 meter dari pondok tempat korban ditemukan meninggal," kata Sukadana.
Sukadana kemudian menjelaskan kronologis pembunuhan tersebut. Awalnya, SW sempat mengunjungi kediaman pelaku untuk membawakan pakaian anaknya inisial RA sekitar pukul 02.00 Wita. Diketahui, RA memang tinggal di kediaman pelaku M karena pelaku tak memiliki anak.
"Korban membawa pakaian anaknya ke rumah pelaku. Habis itu si pelaku tanya: nggak ada hari besok untuk datang ke sini? Kenapa harus tengah malam?" kata Sukadana mengutip pernyataan pelaku.
Menurut Sukadana, korban sempat tak terima lantaran pelaku menyuruhnya pulang. Korban bahkan disebut sempat meludah-ludah di depan pelaku dan berkata kasar.
"Terus mengeluarkan kata-kata cacian begitu. Na, pelaku rupanya tersulut emosi dan melakukan pemukulan ke korban," imbuhnya.
Ia menambahkan, korban dipukul M menggunakan sebilah kayu ke bagian wajahnya. Bagian pipi korban bahkan luka sobek cukup parah.
"Ada juga luka korban di leher luka lebam. Intinya korban dipukul menggunakan batang kayu ke arah pipi korban," sambungnya.
Setelah menghabisi nyawa korban, M sempat melarikan diri dari kampung halaman. Polisi sempat melakukan pengejaran. Namun, pelaku akhirnya menyerahkan diri ke Polres Lombok Utara dan mengakui perbuatannya, Sabtu siang.
"Kami sempat melakukan pengejaran. Siangnya pelaku menyerahkan diri. Jadi pelaku ini emosi dan tersudut karena sakit hati dicaci-maki oleh korban. Jadi dia tidak bisa menahan emosinya," kata Sukadana.
(iws/nor)