Muhdan (40), yang tewas ditikam tetangganya bernama Muhit (50) ternyata adalah pedagang nasi langganan Wali Kota Mataram Mohan Roliskana. Hal tersebut diungkapkan oleh salah satu anggota keluarga korban, Humaidi.
"Pak Walikota Mataram itu sering pesan makanan di sini (warung korban, red)," ungkap Humaidi kepada detikBali, Rabu (8/9/2022).
Korban sebelumnya sempat bekerja sebagai koki di sebuah hotel ternama di Kota Mataram. Korban kemudian berhenti bekerja di hotel dan memilih membuka usahanya sendiri.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Menurut Humaidi, korban mulai jualan nasi sejak 8 bulan lalu. Ia menyewa ruko untuk berjualan demi tiga orang anak-anaknya.
"Ada setahun kerja di sana (hotel). Anaknya tiga orang, yang paling besar itu yang ikut jadi saksi penikaman kemarin," ujarnya.
Diberitakan sebelumnya, pria di Lingkungan Taman, Kelurahan Pagesangan Timur, Kecamatan Mataram, Kota Mataram, NTB, Muhdan (40), menjadi korban penikaman hingga tewas. Muhdan tewas bersimbah darah di tangan tetangganya, Muhit (50) usai ditikam menggunakan parang.
Aksi penikaman terhadap Muhdan terjadi setelah pelaku melempar batu ke arah korban saat sedang berjualan.
Anak korban berinisial IH (16) mengatakan ayahnya sempat melakukan perlawanan usai pelaku melempar korban menggunakan batu. "Pelaku tiba-tiba lempar bata (merah) itu, kena ember dan sempat duel," cerita IH kepada detikBali saat ditemui di sela-sela olah TKP kedua di Mataram, Rabu (7/9/2022).
Untuk diketahui, polisi telah menggelar olah TKP terkait kasus penikaman tersebut. Kini, kepolisian mendalami motif pelaku melakukan penikaman hingga membuat korban meregang nyawa.
"Motifnya masih kita dalami. Kami pun masih memeriksa keterangan beberapa saksi. Setelah itu kami sinkronkan antara hasil olah TKP dan keterangan para saksi," kata Kasatreskrim Polresta Mataram Kompol Kadek Adi Budi Astawa, Rabu (7/9/2022).
(nor/nor)