Anak korban berinisial IH (16) mengatakan ayahnya sempat melakukan perlawanan usai pelaku melempar korban menggunakan batu. "Pelaku tiba-tiba lempar bata (merah) itu, kena ember dan sempat duel," cerita IH kepada detikBali saat ditemui di sela-sela olah TKP kedua di Mataram, Rabu (7/9/2022).
Anak korban mengaku sempat memberikan ayahnya paralon untuk menepis parang yang diacungkan pelaku ke korban. Namun, paralon itu rusak oleh parang milik pelaku.
"Sempat bawa paralon. Tapi pelaku kan bawa pisau (parang). Korban lari ke sini (arah selatan)," kata IH yang kini masih duduk di bangku SMA.
"Korban lari bawa paralon setelah melawan. Korban kepeleset jatuh ke selokan," tutur IH.
IH belum bisa bercerita banyak soal peristiwa penikaman itu karena masih mengalami kesedihan yang mendalam. Ia menyerahkan sepenuhnya kasus penganiayaan yang dialami ayahnya itu kepada pihak kepolisian.
Diberitakan sebelumnya, pria di Lingkungan Taman, Kelurahan Pagesangan Timur, Kecamatan Mataram, Kota Mataram, NTB, Muhdan (40), menjadi korban penikaman hingga tewas. Muhdan tewas bersimbah darah di tangan tetangganya, Muhit (50) usai ditikam menggunakan parang.
Kasatreskrim Polresta Mataram Kompol Kadek Adi Budi Astawa mengungkapkan sebelum menikam korban menggunakan parang, pelaku sempat melempar korban menggunakan batu secara tiba-tiba. Korban pun sempat emosi hingga keduanya terlibat duel.
"Hasil olah TKP lanjutan bahwa hilangnya nyawa korban itu ketika ditikam pelaku. Namun, sebelum itu korban dilempar batu dan berduel dengan pelaku. Pelaku ambil parang dan menikam korban," kata Kadek di lokasi kejadian, Rabu siang (7/9/2022).
Sementara itu, kesaksian tetangga bernama Sahidan (52) mengatakan Muhdin bersimbah darah usai ditikam parang berkali-kali oleh pelaku. Korban kemudian dilarikan ke rumah sakit, namun tewas dalam perjalanan.
"Tiba-tiba bawa parang keluar rumah tikam korban hingga luka-luka. Korban tewas dalam perjalanan ke Rumah Sakit Bhayangkara Mataram," kata Sahidan.
Pelaku Sering Bikin Onar
Tetangga korban bernama Sahidan (52) mengungkap bahwa pelaku kerap membuat onar di kampungnya. Menurutnya, pelaku juga sering marah-marah tak karuan di lingkungannya.
Bahkan, kata Sahidan, belasan tahun lalu pelaku sempat ingin menggantung anaknya. Usai peristiwa itu, pelaku dan istrinya bercerai.
"Pelaku ini memang suka buat onar. Dulu sempat mau gantung anaknya kan. Setalah itu bercerai dengan istrinya," papar Sahidan.
Setelah bercerai, pelaku tinggal seorang diri. Sementara ketiga anaknya ikut bersama mantan istrinya.
"Pelaku ini sering asah parang di rumahnya. Bahkan semua tanah di sini dianggap milik pelaku," tambahnya.
Untuk diketahui, polisi telah menggelar olah TKP terkait kasus penikaman tersebut. Kini, kepolisian mendalami motif pelaku melakukan penikaman hingga membuat korban meregang nyawa.
"Motifnya masih kita dalami. Kami pun masih memeriksa keterangan beberapa saksi. Setelah itu kami sinkronkan antara hasil oleh TKP dan keterangan para saksi," kata Kasatreskrim Polresta Mataram Kompol Kadek Adi Budi Astawa, Rabu (7/9/2022).
(iws/iws)