Jumlah sepeda listrik di Gili Trawangan, Desa Gili Indah, Kecamatan Pemenang, Kabupaten Lombok Utara, NTB, makin menjamur. Bahkan keberadaan sepeda listrik itu kabarnya disewakan oleh para pengusaha perhotelan. Hal itu pun mendapat protes dari pengusaha sepeda kayuh di Gili Trawangan.
"Sepeda listrik ini terus bertambah tanpa ada regulasi dari pemerintah setempat untuk mengatur kegiatan tersebut," kata Puput, salah satu warga yang menyewakan sepeda kayuh di Gili Trawangan, Jumat (26/8/2022).
Menurutnya, banyak pengusaha hotel di Gili Trawangan mulai berbondong-bondong membeli sepeda listrik untuk kemudian disewakan. Ia pun mengeluh lantaran bisnis baru sepeda listrik tersebut bakal merugikan warga setempat yang terlebuh dahulu menyewakan sepeda kayuh.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Kami sudah menyuarakan penolakan atas keberadaan sepeda listrik ini, akan tetapi belum mendapat respon atau solusi dari pihak pemerintah setempat," kata Puput.
Menurut perkiraan, jumlah sepeda listrik di Gili Trawangan berkisar antara 90 hingga 100 unit. Selama kurun 2 tahun terkahir jumlah ini terus bertambah sehingga membuat warga penyedia sewa sepeda kayuh ketar-ketir.
Adapun harga sewa sepeda listrik di Gili Trawangan mulai dari Rp 250 ribu hingga Rp 350 ribu per hari. Sementara itu, penyewaan sepeda kayuh Cuma Rp 30 ribu hingga Rp 50 ribu. "Harga ini sangat timpang. Memang ini akan menguntungkan bagi wisatawan tapi kami sebagai pelaku usaha sepeda biasa juga mengeluhkan kondisi ini," kata Puput.
Ketua Asosiasi Perhotelan Tiga Gili Trawangan, Meno dan Air (Tramena) Lalu Kusnawan mengatakan keberadaan sepeda listrik yang kian marak di Gili Trawangan perlu dibuatkan regulasi dari Pemerintah Desa dan Dusun setempat. Tak hanya sepeda listrik, menurut Kusnawan, semua jenis usaha di Gili Trawangan termasuk sepeda kayuh juga harus dibuatkan aturan main.
"Mengingat pulau kecil, itu kita harus batasi. Sepeda kayuh ini juga tidak sesuai dengan demand sama supply. Jujur bukan hanya sepeda listrik yang harus diatur," kata Kusnawan.
Dia pun menyarankan dengan menjamurnya jumlah sepeda kayuh dan sepeda listrik ini perlu persaingan dibuatkan aturan dari dusun dan desa setempat.
"Kita sarankan diatur agar meraka terkontrol. Saya khawatirkan. Banyak juga anak-anak juga di situ. Ketika dia nyeberang sangat berbahaya jika banyak sepeda listrik," pungkas Kusnawan.
(iws/iws)